JURNALMALUKU-Lewat aksi dan ide yang digagas pada hasil keputusan Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah (MPPD) Ke-30. Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) Daerah Lease Melakukan Ritual Penyalaan Seribu Lilin Damai berlangsung di Negeri Aboru dan Hulaliu, Jumat (14/04/2023).
Kegiatan yang merupakan hasil keputusan MPPD Ke-30 yang dilaksanakan di Negeri Booi Kecamatan. Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Lewat aksi dan ide yang digagas pada hasil MPPD ini, menghasilkan keputusan bahwa aksi ini dilaksanakan di tiga pulau dan 4 titik, masing-masing di pulau Nusalaut yang dilaksanakan di negeri Abubu pada tanggal 26 Maret 2023, Pulau Haruku di laksanakan di negeri Aboru dan Hulaliu pada tanggal 14 April 2023, dan di pulau Saparua yang nanti akan menjadi perayaan puncak Penyalaan lilin Damai.
Kegiatan yang berlangsung di warnai dengan nyanyian damai di tandai dengan penyalaan seribu lilin ini dihadiri oleh Perwakilan Pengurus Besar (PB) AMGPM yakni Bendahara Umum, dan ketua Bidang Pekabaran Injil dan Komunikasi, Ketua dan Sekretaris Klasis GPM Pulau-Pulau Lease, para Pendeta Se-Pulau Haruku, Para pelayan Jemaat baik di aboru dan Hulaliu, serta Pengurus AMGPM Daerah Lease, serta warga AMGPM Se-Pulau Haruku. Kegiatan ini di Pimpinan langsung oleh ketua dan Sekretaris Klasis GPM PP Lease.
Ketua AMGPM Daerah Lease Enjie M. Latul menjelaskan, bahwa kegiatan ini diputuskan sebagai keterpanggilan untuk tetap setia menjadi garam dan terang dunia yang harus membawa damai sejahtera dimana saja keberadaan selaku AMGPM. kalau bukan Ale Deng Beta sapa lai yang jadi penjaga perdamaian di uliezer.
“Mengapa aksi ini dilaksanakan di Hulaliu dan Aboru? apakah kerena mereka sedang bertikai? apakah untuk mendamaikan mereka? jawabannya mungkin juga iya, namun lokasi ini ditetapkan dalam pemikiran biar mereka bebas berekspresi tanpa saling mencurigai dalam sebuah kebersamaan,”terang Latul.
Latul menambahkan, AMGPM Aboru dan Hulaliu harus terlibat secara sadar bahwa mereka adalah Garam dan terang dunia, karena bagi kami perdamaian bukan sekedar seromoni yang diatur, tetapi harus lahir dari kesadaran dan ketulusan dari hati yang berdamai, hati yang tidak ada lagi beban, hati yang sudah bebas dari amarah dan dendam. Kami bangga dengan Nyanyian kami, nyanyian damai orang muda, nyanyian damai ber-AMGPM.
Dalam kesempatan yang sama ketua Klasis GPM PP Lease Pdt. Jhon Male menegaskan, tentu sebagai Gereja kami mengharapkan generasi muda dalam hal ini AMGPM untuk memiliki modal dan kesadaran sosial dalam membangun kedamaian ini.
“Karena ancaman memang akan datang di setiap masa yang berbeda maka perlu kesadaran pemuda untuk membangun perdamaian dengan nilai yang hakiki,” terangnya.
Perjuangan perdamaian ini, kata Male, mungkin akan dilupakan sejarah, tapi itu lebih baik dari sebuah peperangan yang diingat sejarah. perihal juang, keberanian adalah harga yang dibutuhkan hidup untuk memberikan perdamaian.
“Sebab sesungguhnya kegelapan tidak dapat mengusir kegelapan, hanya cahaya yang dapat melakukan itu, Kebencian tidak dapat mengusir kebencian, hanya cinta yang dapat melakukan itu,” tutup Male.(JM.RL)