JURNALMALUKU – Pemberitaan terkait Kasus Pemukulan seorang anak SD kelas V, pada SD Negeri 277 Malteng di Negeri Ullat Kecamatan Saparua Timur yang beritakan oleh salah satu Media Online Papua edisi 5 Juni 2023 dengan judul ” Alasan sepele Kepsek SD 227 di Ullat, Saparua, Aniaya Siswa Hingga Opname di RS Rencana akan Rujuk ke Ambon ” . Sangat di sesalkan oleh Ibu kandung korban Dian Supusepa (29thn).
Kekesalan tersebut disampaikan langsung oleh Ibu korban Dian Supusepa kepada Media saat di temui, di negeri Tuhaha Kecamatan Saparua Timur Kabupaten Maluku Tengah pada hari rabu (7/6/2023).
“Apa yang di beritakan di salah satu media Online terkait pemukulan anak saya itu semuanya tidak sesuai kenyataan karena yang saya baca itu sangat menjengkelkan sekali bahkan kami dari pihak keluarga menyesali sekali pemberitaannya itu karena setelah terjadi permasalahan itu Pihak pelaku dan kami keluarga korban telah duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, ko mengapa harus di beritakan lagi” ungkap Supusepa dengan Nada kesal.
Dikatakannya apa yang di beritakan bahwa anak saya Gabriel Pattipeilohy (11thn) di Aniaya oleh Kepsek Es itu tidak benar karena klau di bilang aniaya berarti ada tanda tanda di tubuh anak saya seperti memar, bengkak atau luka namun nyatanya kan tidak ada.
“Untuk tindakan Kepsek kepada anak saya yang terjadi pada tanggal 26/5/2023 di sekolah yaitu mengetuk dahi anak saya sebanyak 3 kali, karena mendengar laporan dari seorang Guru bahwa anak saya ada melakukan tindakan yang di anggap tidak sopan kepada seorang nenek saat mereka lagi melakukan latihan tarian toki gaba gaba pada tanggal 25/5/2023 di halaman rumah sala satu warga negeri Ullat,” kata supusepa,
Selain itupun, lanjut Supusepa, yang diberitakan bahwa anak saya di infus itu pasca kejadian beberapa hari dulu yakni pada tanggal 1/6/2023 dan infuspun di lakukan rumah bukan di rumah sakit dan juga bukan karena ulah kepala sekolah Anak saya di infus karena memang kondisinya lemah sekali karena anak saya punya penyakit bawaan yakni infeksi lambung dan gangguan pada kepala karena terjatu pada umur 7 bulan dan ini lah yang menyebabkan anak saya di infus.
“Untuk informasi masuk rumah sakit dan akan rujuk ke Ambon seperti yang di beritakan itu benar sekali namun dia ke rumah sakit untuk di periksa lebih lanjut terkait penyakit Bawaannya dan hasil pemeriksaannya benar bahwa anak saya lambungnya sudah luka dan kepalanya memang harus d Sken dan mendengar hal itu ES sebagai kepala sekolah langsung mengambil insiatif karena merasa kasihan sehingga meminta agar Gabriel harus di rujuk ke Ambon itu informasi yang sebenarnya,” ungkapnya.
Jadi menurutnya, terkait dengan pemberitaan bahwa adanya adu mulut nenek dari Gabriel dengan istri kepala sekolah itu juga tidak benar semua.
Sehingga setelah membaca berita tersebut saya selaku Ibu kandung Korban merasa terkejut sekali dengan pemberitaan yang bisa di bilang bermuatan provokasi ini, Dikatakannya seharusnya sebelum berita ini di naikan harus ada konfirmasi dengan pihak Korban maupun pihak pelaku sehingga apa yang di beritakan itu sesuai dengan kenyataan bukan seperti yang sudah di beritakan ini.
“Maka permintaan saya sebagai ibu korban yang merasa di rugikan dalam pemberitaan meminta kepada pihak ke 3 yang sumber Brita untuk Segerah mengklarifikasi pemberitaan tersebut apabila tidak ada klarifikasi maka kami akan Segerah melaporkan ke pihak kepolisian” kata, Supusepa.
Hal senadapun di Katakan oleh Kepsek SD Negeri 277 Malteng, untuk pemberitaan itu merupakan tugas dan hak seorang Jurnalis namun harusnya di konfirmasi dulu kebenarannya, buktinya saja kejadian pada SD 277 Malteng tapi dalam Pemberitaan di tulis SD 227 Malteng ini kan hal yang fatal sekali untuk itu marilah kita semua menyampaikan sesuatu yang benar sesuai dengan apa yang terjadi.(JMRL)