JURNALMALUKU-Persekutuan Mahasiswa dan Pemuda Atubul Raya (Permapar) KKT-Ambon menilai Pemerintah Desa (Pemdes) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) tidak serius dalam penanganan banjir rob di desa Atubul Da.
“Sebagai anak asli Atubul Da, kami merasa miris dengan peristiwa yang terus-menerus terjadi di desa Atubul Da dimana setiap musim angin timur pastinya terjadi banjir rob,”ungkap Wakil Ketua Permapar Yoseph R. Lempitmalahe kepada media ini di Ambon, Rabu (15/5/2024).
Mewakili Permapar Lempitmalahe juga mengatakan, selaku pemuda dan mahasiswa Atubul Da yang berdominsili di Kota Ambon, merasa prihatin atas peristiwa banjir rob yang masuk ke pemukiman masyarakat.
“Kejadian ini, sudah terjadi terus-menerus jika musim timur tibah, maka masyarakat harus hadapi banjir rob tersebut. Hal ini kami berpendapat bahwa tidak ada penanganan yang serius dari Pemdes serta tidak ada pengawasan dari BPD sehingga musibah ini bisa terjadi berulang-ulang,”tegas Lempitmalahe.
Dirinya juga mengatakan, atas hal itu kami mempertanyakan kinerja pemerintah desa dan BPD selama ini, terkait musibah yang terjadi di desa.
Ada empat (4) fungsi Pemdes diantaranya, fungsi pelayanan (service), fungsi pengaturan (regulating), fungsipembangunan (development), danfungsipemberdayaan(empowerment).
“Sebenarnya selama ini kerja pemdes apa, sehingga persoalan yang harus diutamakan di desa yang dirasakan oleh masyarakat tidak dapat di selesaikan, padahal ini kan sudah terjadi berulang kali, Mungkin Pemdes tidak mengerti fungsi tersebut maka, kami meminta agar pemdes dan BPD bisa menjawab dan menjelaskan hal ini,”tutupnya.(JM.ES).