JURNALMALUKU-SMA Negeri 57 Maluku Tengah (Malteng) menggelar Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), yang telah dimulai sejak 17-18 Juli 2024. Program ini sekaligus untuk mengenalkan tentang visi dan misi sekolah, tata tertib serta lingkungan sekolah kepada siswa baru.
Pada tahun ajaran 2024/2025 ini MPLS di SMAN 57 Malteng berlangsung selama dua hari diikuti 31 peserta didik baru, yang terdiri dari siswa perempuan 14 orang dan 17 siswa laki-laki.
Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 57, Thobitha C. Dias saat membuka MPLS tersebut menyampaikan ucapan selamat kepada para siswa baru yang telah bergabung dalam keluarga besar SMA SMAN 57 Malteng. “MPLS menjadi momen penting untuk memberikan kesan pertama bernilai positif bagi peserta didik baru,” katanya.
Dias menjelaskan, ada 2 program yang dilaksanakan dalam MPLS yaitu Pengenalan Lingkungan Sekolah dan peraturan baris Berbaris (PBB).
“Jadi Pengenalan Lingkungan Sekolah itu ditambahkan saja. Siswa perlu mengenali akan lingkungan sekolah barunya seperti apa. Saya yang langsung membawakan materi pengenalan lingkungan sekolah, selanjutnya inti dan baris-berbaris atau PBB dibawakan para guru lain,” ujar Kepsek di SMAN 57 Malteng, Rabu (17/7/2024).
Dirinya juga menambahkan, di tahun mendatang MPLS di sekolah tersebut akan dilaksanakan bekerjasama dengan aparat Kepolisian, terutama untuk menyosialisasikan anti bullying atau perundungan di lingkungan sekolah, sedangkan dengan personel TNI untuk PBB atau baris-berbaris.
“Lebih bagus MPLS ke depan juga harus menghadirkan pengawas Sekolah, sehingga pengawas bisa pantau sekolahnya jalan seperti apa, kurikulum juga seperti apa sehingga kita bisa tahu kekurangan yang perlu diperbaiki,” terang Dias.
Dirinya optimis meski dengan sarana dan prasarana maupun SDM yang terbatas, yaitu hanya 8 guru PNS, guru PPPK 9 orang, empat guru honor, serta pegawai tata usaha dan penjaga sekolah masing-masing 1 orang, tetapi sudah menjadi komitmen bersama untuk memajukan SMA 57 lewat segala inovasi dan kreatifitas yang dilakukan.
“Selaku Kepala Sekolah saya tidak bisa bekerja sendiri, butuh dukungan baik Dinas Pendidikan Provinsi, komite sekolah, para guru, tenaga kependidikan, orang tua bahkan pemerintah negeri,” paparnya.
Dia berharap, pemberlakuan zonasi dapat berjalan sesuai yang diharapkan, karena setiap rapat rutin para Kepsek SMA/SMK dari dinas pendidikan Provinsi sudah sering menegaskan sistem zonasi, tetapi tidak dijalankan.(JM.ES).