JURNALMALUKU-DPP Taruna Merah Putih Sayap PDIP, Fredi Moses Ulemlem, sebut calon pemimpin di Maluku Barat Daya harus berani dan tahu diri, rekam jejak jadi acuan dan itu sangat penting.
Sebelum menjadi calon pemimpin perlu diketahui ditempat asal calon pemimpin itu berkarya, apa kontribusi yang sudah dilakukan untuk Maluku Barat Daya, jangan mau calon baru datang apalagi tidak kuasai wilayah yang akan dipimpin nanti jika terpilih, itu penting karena harus mendiagnosa setiap permasalahan dihadapi, bagaimana mau diagnosa masalah sementara wilayah yang akan dipimpin saja tidak tahu.
Fredi Moses Ulemlem DPP Taruna Merah Putih itu mengatakan, bahwa calon pemimpin Maluku Barat Daya harus memiliki nilai keberanian dan tahu diri karena belum berbuat apa-apa sehingga tidak berlebihan dalam kampanye, misalnya karena ingin berkuasa kampanye jatuhkan orang lain atau Kandidat lain dan itu menjadi alasan untuk menarik simpati masyarakat, itu keliru jika ada politisi di MBD yang berpikir seperti itu.
“Kalau kita perhatikan, sebenarnya banyak politisi di Maluku Barat Daya yang punya ambisi politik besar dan itu rasa-rasanya jadi modal terpenting bagi mereka Sayangnya, mereka lupa bahwa mereka mesti punya keutamaan, yaitu nilai etika dan moral, nilai budaya dan agama dalam berkampanye,”ujar Ulemlem Via WhatsApp, Minggu (20/10/2024).
Fredi menjelaskan, pemimpin baik jujur dan berani adalah sosok pemimpin yang mau dan bisa bertarung untuk mempertahankan kekuasaan yang dimiliki secara sah.
Pemimpin itu tidak boleh semata-mata bisa merebut dan mempertahankan kekuasaan saja tetapi juga memberikan perhatian pada aspek keabsahan, ujarnya.
Selain itu, menurutnya, sosok pemimpin masa depan Maluku Barat Daya juga harus berani tidak populer untuk tujuan yang lebih besar dan menderita demi kemuliaan bersama.
“Seharusnya pemimpin itu adalah orang pertama yang berani berkorban untuk kepentingan orang banyak, bukan menuntut pengorbanan orang banyak untuk dirinya.
Selain itu, menurutnya, sosok pemimpin masa depan juga harus berani tidak populer untuk tujuan yang lebih besar dan menderita demi kemuliaan bersama.
“Seharusnya pemimpin itu adalah orang pertama yang berani berkorban untuk kepentingan orang banyak, bukan menuntut pengorbanan orang banyak untuk dirinya,” kata dia.(JM.ES).