JURNALMALUKU – Senja mulai turun di pelataran Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura. Aroma gorengan, kolak, dan bubur sumsum menggoda siapa saja yang lewat. Namun lebih dari sekadar jajanan berbuka puasa, suasana di depan gedung FK Unpatti sore itu menghangatkan hati: mahasiswa lintas agama dan komunitas bahu-membahu menyambut Ramadhan lewat kegiatan Pasar Takjil dan Kampung Ramadhan, Sabtu (8/3/2025).
Kegiatan ini diinisiasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran, bekerja sama dengan Aliansi Muda Mahasiswa Islam Kristiani serta Moluccas Youth Creative, sebagai ruang ekspresi sekaligus medium silaturahmi antar mahasiswa Unpatti.

“Kami ingin Ramadhan menjadi momentum kebersamaan. Bukan hanya untuk yang Muslim, tapi juga bagi teman-teman lintas iman yang ingin merayakan nilai-nilai kebaikan,” ujar salah satu panitia kegiatan, dengan senyum penuh semangat.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Nur Aida Kubangun, S.Pd., M.Pd, yang hadir membuka kegiatan, mengaku bangga atas kreativitas dan kepedulian sosial mahasiswa.
“Pasar takjil ini bukan sekadar tempat mencari makanan murah untuk buka puasa. Ini ruang sosial, ruang dialog antar mahasiswa. Ini wujud nyata dari semangat Unpatti Bersih, Bersinar, dan Unggul menuju World Class University,” katanya dalam sambutan.
Dekan Fakultas Kedokteran, Dr. dr. Bertha J. Que, Sp.S., M.Kes, menambahkan bahwa selama ini mahasiswa FK aktif dalam kegiatan sosial keagamaan, seperti kunjungan ke panti asuhan dan pembagian takjil di jalan. Namun kali ini, mereka memilih memperkuat suasana kampus sebagai rumah bersama.
“Kami ingin mahasiswa tak hanya cerdas secara akademik, tapi juga peka terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Ramadhan menjadi titik temu yang indah untuk itu,” jelasnya.
Pasar Takjil dan Kampung Ramadhan ini rencananya berlangsung selama sepekan. Sejumlah pelaku UMKM lokal pun dilibatkan, memberikan warna kuliner khas Ambon dan Indonesia Timur, dari es pisang ijo, papeda manis, hingga nasi kuning khas kampung-kampung di Maluku.
Lebih dari segalanya, kegiatan ini menunjukkan wajah ramah dan inklusif pendidikan tinggi di Maluku. Di tengah perbedaan, mahasiswa FK Unpatti membuktikan bahwa nilai gotong royong dan toleransi bisa hadir melalui cara-cara sederhana—bahkan lewat semangkuk takjil.(JM.ES).