“Anak-anak Maluku harus cerdas, sehat Dan gembira”. Tapi air mata beliau yang menetes membuat saya menyadari kecintaan-nya yang memang mendalam bagi anak-anak Maluku dan serasa ada harapan ketika kata itu terucap.
Di kalangan masyarakat Maluku, nama Widya Pratiwi Murad Ismail pasti sudah tidak asing lagi di telinga.
Ia merupakan istri Gubernur Maluku, Murad Ismail, sosok yang dinilai sangat mendukung karir dari kepemimpinan orang nomor satu di Maluku saat ini, yakni Widya Pratiwi.
Banyak yang mengatakan, kalau di balik sukses nya seorang laki–laki pasti ada wanita dibelakangnya. Sudah banyak kisah yang telah membuktikan ini, misalnya kisah di balik kesukseksan Bapak Habibie ada sosok Ibu Ainun.
Pria tidak akan pernah terlepas dari sosok wanita didalam kehidupannya. Sulit membayangkan jika hidup tanpa kehadiran seorang wanita. Pastinya akan terasa hampa dan tidak ada harapan.
Tapi hari ini, kisah ini bukan soal Mantan Presiden nomor tiga di Indonesia yaitu Pak Habibie & Ibu Ainun. Sosok yang saya kagumi saat ini yaitu Ina Lattu Maluku, Bunda Widya Pratiwi Murad.
Hidup di empat dekade jaman kepemimpinan Gubernur membuat saya membandingkan siapa yang sangat tulus bekerja untuk orang Maluku dan tidak khususnya istri dari para pejabat negeri raja-raja yang kita cintai.
Saya berterimakasih, ada seorang wanita yang di utus Tuhan untuk datang dan mengoreksi setiap tingkah laku istri pejabat di Maluku.
Di tiga dekade awal apakah kalian tidak merasa aneh ?, coba dihitung berapa kali kehadiran istri gubernur pada jaman sebelumnya.
Sebaliknya, jika kita melihat di era gubernur saat ini, sang istri selalu hadir kepelosok datang dirumah-rumah warga, melihat anak-anak yang memiliki penyakit ganas, memeluk tanpa ada rasa jijik, memberi makan tanpa memandang latar belakang dipikirannya.
Senang jika menulis soal wanita yang satu ini, ada semangat dan inspirasi yang terasa timbul jika melihat rutinitas kerjanya yang hampir tak henti diruang publik.
Perjalanan Widya Pratiwi Murad Sebagai Ketua TP-PKK Provinsi Maluku:
Sejak dirinya dilantik sebagai Ketua Tim Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Maluku 2019 lalu, Widya menjalankan amanah dengan penuh cinta. Mulai dari turun melihat para anak-anak penderita kunker diberbagai wilayah Maluku, fokus memerangi stunting dan masih banyak kegiatan lain yang Ia lakukan demi menunjukan kecintaan-nya untuk Maluku.
Apa yang dilakukan Widya, sangat jarang kita temui jika melihat disisi lain ada berbagai Ketua TP-PKK ditiap kabupaten/kota yang justru terkesan sangat pasif untuk bergerak membantu dan menolong warga di daerahnya.
Apa lagi di wilayah Kota Ambon , mungkin sedikit saya mengkiritisi dan mengawalinya saya memohon maaf, tapi boleh jujur, saya belum pernah melihat secara langsung istri dari TP-PKK Kota Ambon datang di masa sulit seperti ini sekedar menolong warga Kota Ambon yang saat ini justru membutuhkan kehadirinya ditengah situasi yang kian tak tentu arah ini, baik itu hujan yang menyebabkan banjir & longsor, kondisi pandemi yang tak henti-henti, justru pada situasi seperti ini sosok perempuan
dibutuhkan sebagai pelengkap sang suami yang sibuk pada roda pemerintahan.
Sikap berbeda, jika kita melihat sosok Widya Pratiwi Murad, melalui Tim Penggerak – PKK Provinsi Maluku, sejumlah kegiatan dilakukan sejak 2019, Widya mulai bergerak mengajak ibu-ibu PKK mewujudkan 10 program PKK di tiap kabupaten/kota di Maluku, menekan angka stunting di Maluku dengan menggelar kegiatan bahkan mengunjungi anak stunting di beberapa daerah.
Sosok Widya yang mengambil banyak Peran untuk dapat menjangkau lebih banyak rakyat Maluku yang masih hidup di bahwa garis kemiskinan :
Jarang jika kita melihat seseorang yang disibukan dengan berbagai peran atau jabatan tapi mampu Menghandle tiap peran nya secara baik apalagi jika peran itu diberikan bagi sosok wanita justru hal sebaliknya ditunjukan Widya Pratiwi Murad.
Banyak peran diambil, mulai dari Ketua Tim PKK Provinsi Maluku dan Duta Parenting. Dirinya juga dipercayakan sebagai Ketua Dekranasda Provinsi, Bunda PAUD Maluku, dan juga sebagai Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Maluku. Hal ini dilakukan semata-mata untuk dapat menjangkau lebih banyak rakyat Maluku yang masih hidup di bahwa garis kemiskinan.
Di momen, hari anak nasional dihadapan anak-anak kecil dan juga para guru serta orang tua di lantai 7 kantor Gubenur Maluku, Jumat 23 Juli 2021 saat menghadiri Hari Anak Nasional (HAN) sosok Widya Pratiwi Murad menangis dan berkata : “Anak-anak Maluku harus cerdas, sehat & gembira” tapi air mata beliau yang menetes membuat saya menyadari kecintaan-nya yang memang mendalam bagi anak-anak Maluku dan serasa ada harapan ketika kata itu terucap.
Selain itu , Istri Gubernur Maluku Widya Pratiwi Murad, melakukan kegiatan sosial dengan turun langsung ke masyarakat dan berbagi kasih di empat lokasi bencana banjir dan longsor di Kota Ambon, Selasa (20/7/2021).
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban 1442 H bersama Majelis Taklim Nur Asiah Provinsi Maluku.
“Kegiatan sosial di Hari Raya Idul Adha ini untuk berbagi kebahagiaan dengan masyarakat korban banjir dan longsor, sekaligus untuk memperkuat keimanan dan rasa kemanusiaan kita,” kata Ketua MT Nur Asiah, Widya Pratiwi Murad, usia berbagi di Ambon.
Di momen lain, ketika terpilih menjadi Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Provinsi Maluku Widya Pratiwi Murad, Senin (02/08/2021) berbagi masker dan hand sanitizer kepada warga Kota Ambon. Jumlah yang dibagikan tercatat sebanyak 250 paket.
pembagian masker dan hand sanitizer lebih difokuskan kepada abang becak dan tukang ojek, di kawasan Jalan Jenderal Ahmad Yani, Pandan Kasturi dan sekitarnya.
Tak hanya membagikan masker dan hand sanitizer, Widya bahkan menuntun abang becak dan tukang ojek mengenakan masker sambil menghimbau untuk selalu memperhatikan protokol kesehatan.
Hal ini membuat saya kagum, atas sikapnya yang hangat, penuh kasih sayang, supel, keibuan dan tidak menjaga image.
Dalam tulisan ini, saya tidak menguraikan semua aktivitas Widya Pratiwi Murad, hanya berbagi pengalaman pribadi saat bersua dan diberi ruang untuk meliput aktifitas beliau selaku seroang jurnalis.
Mengakhiri tulisan ini terdapat salam manis untuknya, Semoga dengan sikapnya yang humanis, tangguh dan peduli terhadap sesama, dapat menjadi inspirasi khusus bagi kaum perempuan untuk dapat melakukan hal-hal positif dan melahirkan banyak karya, mengangkat Maluku dari ketertinggalan, melawan kemiskinan dan kebodohoan, serta bersama memajukan Maluku dari segala aspek, baik dari sisi pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pariwisata, kebudayaan, dan lain sebagainnya.
Catatan: Patrick Papilaya