JURNALMALUKU – Tujuh belas tahun bukan sekadar angka. Bagi masyarakat Maluku Barat Daya (MBD), ini adalah simbol perjuangan, pengorbanan, dan cita-cita yang mewujud dalam berdirinya sebuah daerah otonom di wilayah perbatasan Republik Indonesia. Dalam suasana penuh khidmat, Pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya menggelar upacara peringatan HUT ke-17 di Lapangan Riko, Tiakur, Pulau Moa, Senin (21/07/2025).

Kabupaten Maluku Barat Daya resmi berdiri pada 21 Juli 2008 melalui Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2008, sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB). Dengan luas wilayah daratan ±4.581 km² dan terdiri dari puluhan pulau kecil serta delapan kecamatan awal—seperti Babar, Moa-Lakor, Leti, Wetar, dan lainnya—kabupaten ini tumbuh menjadi entitas penting di wilayah perbatasan Indonesia.

Dalam amanatnya, Bupati Maluku Barat Daya, Benyamin Thomas Noach, menyampaikan rasa syukur atas perjalanan panjang yang telah dilalui daerah ini, sembari memberikan penghormatan kepada para tokoh pejuang pemekaran yang telah membuka jalan bagi generasi saat ini.

“Hari ini kita berkumpul untuk mensyukuri satu perjalanan panjang pemekaran Kabupaten Maluku Barat Daya. Tujuh belas tahun bukanlah umur yang pendek. Atas nama pemerintah dan rakyat Maluku Barat Daya, saya mengucapkan terima kasih kepada para pejuang pemekaran yang telah dengan ikhlas dan tulus memperjuangkan terbentuknya kabupaten yang kita cintai ini,” ujar Naoch.

Perjalanan selama 17 tahun ini tidak lepas dari tantangan, namun juga penuh dengan pencapaian. Kabupaten MBD telah berhasil meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama enam tahun berturut-turut dari BPK, serta memperoleh penghargaan atas keberhasilan dalam penanganan stunting dan program pembangunan lainnya yang menyentuh masyarakat.

Noach juga menekankan pentingnya menjaga semangat persatuan dan komitmen bersama untuk terus membangun MBD sebagai kabupaten yang mandiri, maju, dan sejahtera.

“Kita harus terus bertekad membangun Maluku Barat Daya menjadi kabupaten yang mandiri, maju, memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya, yang memberikan harapan kepada generasi mudanya, serta menjadi rumah yang nyaman bagi seluruh masyarakat. Mari kita terus rapatkan barisan, baku kele untuk MBD maju,” tegasnya.

HUT ke-17 ini menjadi momen refleksi akan arti sebuah perjuangan kolektif dan harapan masa depan. Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Timor Leste dan Australia, MBD memiliki posisi strategis yang kini mulai diarahkan menjadi gerbang ekspor nasional di kawasan timur Indonesia.

Dengan semangat kebersamaan, keberanian menatap masa depan, dan tekad untuk terus maju, masyarakat MBD diajak untuk melanjutkan jejak perjuangan ini demi generasi yang lebih baik. (JM-EA).