JURNALMALUKU-Universitas Pattimura (Unpatti) kembali menggelar rapat terbuka luar biasa senat Unpatti, dalam rangka pengukuhan 5 guru Besar. Yang berlangsung di Auditorium Unpatti, Senin, (11/08/2025).
Momen ini adalah tonggak menjadi penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan, mencatat sejarah
akademiknya, dan peningkatan kualitas pendidikan tinggi di
Maluku. Dan ini menandai pencapaian tertinggi dalam karier akademik seorang Dosen di perguruan tinggi.

Hadir pada acara pengukuhan, Rektor Unpatti, perwakilan gubernur Maluku dan forkopimda, jajaran wakil rektor, senat universitas, Sekretaris kota Ambon, keluarga para guru besar, dan tamu undangan.
Lima guru
besar yang dikukuhkan antara lain:
- Prof. Dr. Ir. Beni Setha, M.Si (Teknologi
Pasca Panen Hasil Perikanan) - Prof. Dr.
Frederika S. Pello, M.Si (Produktivitas
Perairan) - Prof. Dr. Anderson Leonardo
Palinussa, S.Pd, M.Pd (Pendidikan
Matematika Realistik) - Prof. Dr. Dientje
Rumerung, M.S (Ekonomi Pembangunan
Kewilayahan) - Prof. Dr. Maria
Nindatu, Dra, M.Kes (Parasitologi).
Dalam sambutan Rektor unpatti Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy, M.Pd., Mengungkapkan bahwa, pengukuhan ini bukan hanya sekedar gelar,
tetapi tanggung jawab moral dan
intelektual untuk terus mengabdi kepada
masyarakat, bangsa, dan negara melalui
pendidikan dan penelitian.
“Penambahan
jumlah guru besar di Unpatti merupakan
bagian dari strategi peningkatan kualitas
akademik universitas. Karena semakin banyak
guru besar, semakin kuat pula kapasitas
riset dan inovasi yang dapat dihasilkan,”ungkap Rektor.
Inilah Orasi Ilmiah dari ke 5 Guru Besar yang di kukuhkan:
-Mendorong Transformasi Ekonomi
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Dientje Rumerung memaparkan strategi Revitalisasi Ekonomi Wilayah berbasis Diamond Porter untuk meningkatkan daya saing Maluku.
Ia menyoroti rendahnya Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) Maluku yang pada 2023 berada di angka 3,39, di bawah rata-rata nasional 3,44.
Rumerung mengidentifikasi empat tantangan utama: keterbatasan sumber daya manusia, infrastruktur yang belum memadai, fragmentasi industri, dan lemahnya klaster ekonomi.
“Revitalisasi bukan sekadar memulihkan ekonomi yang lesu, tetapi memberi napas, energi, dan arah baru. Dengan sinergi tepat, Maluku dapat berlari, bukan hanya bertahan,”ungkap Rumerung.
-Menjaga Laut dan Perikanan Lestari
Prof. Frederika S. Pello menyoroti ancaman Harmful Algal Bloom (HAB) atau ledakan fitoplankton beracun yang dapat merusak ekosistem laut tropis dan mengganggu mata pencaharian nelayan.
Dia merekomendasikan pemantauan rutin populasi plankton, pengendalian pencemaran nutrien, serta edukasi nelayan.
“Pengelolaan bijak memastikan sumber daya ikan tetap tersedia bagi generasi mendatang,”ungkap Pello.
-Inovasi Pascapanen Ikan
Prof. Beni Setha menawarkan pendekatan baru mencegah keracunan histamin pada ikan tuna dan cakalang. Ia memanfaatkan senyawa bioaktif dari daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) untuk menghambat bakteri pembentuk histamin sekaligus menetralkan racun yang sudah terbentuk.
“Daun jarak pagar bukan hanya alternatif, tapi transformasi dalam menjaga keamanan pangan laut,”ungkap Beni.
-Menuju Maluku Bebas Malaria
Prof. Maria Nindatu menargetkan eliminasi malaria di Maluku pada 2028, dua tahun lebih cepat dari target nasional. Ia memanfaatkan insektisida hayati berbahan tanaman lokal seperti nilam, daun cengkeh hutan, dan biji hutun.
“Inovasi ini ramah lingkungan dan dapat memutus siklus hidup nyamuk Anopheles,”ungkap Nindatu .
-Matematika yang Membumi
Prof. Anderson Leonardo Palinussa mempromosikan Realistic Mathematics Education (RME) dengan mengintegrasikan budaya lokal seperti pela gandong, masohi, dan badati ke dalam pembelajaran.
Menurutnya, hal ini membuat siswa lebih aktif dan terhubung secara emosional dengan materi. Palinussa juga mendorong pemanfaatan teknologi seperti kecerdasan buatan dan gamifikasi untuk pembelajaran matematika yang relevan di wilayah kepulauan.
“Pengukuhan ini menambah jumlah guru besar aktif di Unpatti dan diharapkan menjadi motor penggerak inovasi pendidikan, riset, serta pengabdian masyarakat di Maluku,”ungkap Palinussa.
Rektor Universitas Pattimura menegaskan bahwa, pengukuhan Guru Besar ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kapasitas riset dan pengabdian kepada masyarakat, terutama dalam menjawab tantangan pembangunan di wilayah kepulauan Maluku dan kawasan timur Indonesia. (JM-AL).