
JURNALMALUKU– Delapan puluh tahun perjalanan bangsa Indonesia diperingati dengan penuh khidmat di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), sebuah daerah perbatasan yang bersentuhan langsung dengan negara Timor Leste. Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 berlangsung di Halaman Ruko Pasar Tiakur, Minggu (17/08/2025), dipimpin langsung oleh Bupati MBD, Benyamin Th. Noach sebagai Pembina Upacara.

Di bawah langit pagi yang teduh, seluruh peserta upacara dari jajaran Forkopimda, aparat pemerintah, pelajar, hingga masyarakat, berdiri tegap memberi penghormatan kepada Sang Merah Putih. Suasana ini bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah momen renungan: betapa bangsa ini telah menempuh perjalanan panjang, delapan dekade penuh dinamika, hingga mampu berdiri kokoh sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.


Sebagai Perwira Upacara ditunjuk AKP Wahidin Sapsuha, Kepala Bagian Perencanaan Polres MBD, lulusan SIP 2013. Komandan Upacara dipercayakan kepada AKP Boyke Nanulaitta, S.H., Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres MBD, lulusan SIP 2018. Sedangkan Komandan Pasukan Paskibra adalah Ipda La Ilo, S.H., Kepala Seksi Profesi dan Pengamanan Polres MBD, lulusan SIP 2022.Dari barisan pelajar, tampil Johan Demianus Takandara, siswa SMA Negeri 13 MBD sebagai Komandan Pleton Paskibra, dan Patricia Gloria Saleky, siswi SMA Negeri 4 MBD, sebagai Pembawa Baki.

Sementara itu, tiga putra terbaik daerah, Harbur Suryaputra Warikiri (SMK Negeri 3 MBD), Junior Josua Petta (SMA Negeri 13 MBD), dan Luis Aksa Tuanakotta (SMA Negeri 5 MBD), mengemban tugas mulia sebagai Pengibar Bendera Merah Putih.

Di tanah ujung negeri ini, upacara bukan hanya seremonial, melainkan tanda syukur sekaligus janji setia. Bahwa setelah 80 tahun merdeka, semangat persatuan harus terus dipelihara, terlebih dari wilayah perbatasan yang menjadi garda terdepan penjaga kedaulatan bangsa.Upacara HUT ke-80 Proklamasi Kemerdekaan RI di MBD menjadi pengingat, bahwa perjuangan para pendiri bangsa harus selalu dihayati dengan tekad untuk mengisi kemerdekaan.


Dari Bumi Kalwedo, suara hati rakyat perbatasan bergema: Indonesia telah berumur delapan puluh tahun, dan tanggung jawab generasi kini adalah memastikan perjalanan bangsa terus melaju menuju masa depan yang lebih adil, makmur, dan bermartabat.(JM-EA)
