JURNALMALUKU-Bermula dari tarian Perelawa yang di tampilkan oleh anak-anak Sekolah Dasar, Negeri Kamarian, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), saat penyambutan Ina Latu Maluku, Widya Pratiwi Murad. Hingga Ia menyatu dalam alunan tarian dan permainan Daerah asal Maluku pada Festival Solohua.
Festival Solohua diadopsi dari nama Gunung Solohua di Negeri Kamarian, Kecamatan Kairatu, Kabupaten SBB.
Hasil pantaun media saat meliput, hujan sempat turun, tetapi Widya Pratiwi Murad yang juga merupakan Pembina Utama Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) Provinsi Maluku, beserta rombongan bertahan dan melihat anak-anak kecil itu menari dengan lincah.
media JurnalMaluku mencoba menanyakan asal-usul tarian parelawa kepada guru seni yang mengajarkan anak-anak Sekolah Dasar tersebut menari.
“Perelawa, sejarah anak muda untuk sebelum berumah tangga harus bisa mencari hidop (mencari hidup) karja dolo (kerja dulu) baru bisa nikah,” jelas sang guru yang tak ingin disebutkan namanya, kepada media ini, Jumat (17/09/21).
Tidak hanya itu, pasca anak – anak kecil mulai memainkan tarian toki gaba- gaba salah satu tarian asal Maluku ini, hati Ina Latu Maluku, Widya Pratiwi Murad tampak tersenyum dan ikut terjun langsung untuk menari bersama anak-anak itu.
“Nanti waktu mereka menari saya juga mau ikut mereka, mencoba tarian gaba-gaba,” jelas Widya kepada Sekda Kabupaten SBB, Mansur Tuharea dan Panitia Festival.
Saat Widya mulai menari toki gaba- gaba, sebagai pewarta saya sempat deg-degan mengingat tarian ini ketika salah mengatur lompatan dan menyesuaikan lompatan sesuai irama lagu maka bisa terkena kaki penari dan kemungkinan terburuk jika tak hati – hati maka bisa terjatuh.
Tapi terlihat, Widya yang juga merupakan duta stunting ini, tetap tenang dan sesekali melompat bersama anak- anak dengan penuh gembira dan lepas dan turut sesekali memegang kepala anak-anak penari itu sambil tersenyum kepada mereka.
Selain itu, Widya Pratiwi Murad, turut mencoba beberapa permainan asal Maluku diantaranya, Hela Rotang (Tarik Rotan) dan Buah Kira-Kira (Mirip permainan Puzzle).
Terdapat dua tim dalam permainan Hela Rotang, Widya yang bersama dengan salah satu tim yang terdiri Nita Bin Umar (Isteri PLH Sekda Maluku), 5 orang wanita muda dan 2 orang lelaki dan di tim satunya sebagai lawan di wakili oleh Sekda SBB, Kadis Pariwisata Provinsi Maluku, Max Pattinama, Kapolsek Kamarian serta kawan- kawan yang sebagian besar terdiri dari para lelaki yang tampak lebih banyak pada kelompok itu.
Hingga dua ronde berturut – turut Widya dan kawan- kawan menang, saat itu terlihat Ina Latu (Widya)nl tersenyum dan sesekali melompat kegirangan ketika menang dua ronde berurut – turut.
“Ya kita menang, hore – hore ( sambil melompat)” ungkap Widya dengan kegirangan.
Di akhir kegiatan tersebut, Widya membagikan sedikit rejeki berupa uang kepada setiap anak yang ikut menonton festival Solohua.
Hal ini memang terbiasa, dilakukan oleh Widya saat menjumpai para anak-anak di berbagai daerah.
“Nga usah saling rebut, ibu – ibu tolong anak-anak nya di jaga tetap patuhi protkol, jangan dorong -dorong nanti jatuh,” kata Widya sambil terlihat sedikit panik ketika melihat anak-anak itu saling dorong.
Pewarta: Patrick Papilaya