JURNALMALUKU– Usulan Masyarakat agar anak negeri menjadi Kepala Puskesmas Pembantu (Pustu) di Negeri Hatu Kecamatan Leihitu Barat tidak di respon atau digubris oleh Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal, masyarakat lekukan aksi protes dengan palang kantor Pustu
Pantauan media di lapangan aksi Protes dengan palangan Kantor Pustu itu terjadi pada tadi pagi kamis (4/11/2021)
Informasi yang di himpun media, aksi protes yang terjadi lantaran sikap Bupati Malteng yang tidak mendengar aspirasi atau keginanan masayarakat ini yang membuat masyarakata Negeri Hatu lakukan protes, dengan palang kantor Pustu.
Setelah media telusuri sebab akibat terjadi aksi protes itu terjadi di kerenakan bahwa keingan atau usulan yang di sampaikan ke Bupti Maleteng agar anak Negeri Hatu yang menjadi kepala Pustu baru untuk menggantikan Ny. Yohana Tamtalahitu yang memasuki masa pensiun di abaikan Bupati Malteng Abua, malah Bupati menunjuk Jubel Wattimury selaku Kepala Pustu yang baru.
Masyarakat pun mendengar informasi bahwa usulan mereka tidak terakomodir dan orang lain yang menjadi kepala Pustu maka langkah protes atau akasi dilakukan.
Menurut masyarakat bahwa pegawai Pustu Hatu yang mereka usulkan adalah anak Negeri Hatu dan sudah lama dinas serta memiliki pengalaman termasuk dari segi kepangkatan layak untuk menjadi Kepala Pustu.
Alasan mereka mendorong untuk anak Negeri Hatu karena nantinya dalam pelayanan lebih mudah dan dapat melayani siang dan malam kapanpun diminta seperti yang dilakukan kepala pustu yang telah pensiun.
Sebab kalau bukan anak negeri maka mereka hanya akan datang pada saat jam dinas sehingga pelayanan tidak seutuhnya, untuk itu mereka berharap Bupati agar memperhatikan usulan mereka dan membatalkan SK yang telah di tetapkan .
Isu yang beredar di lapangan bahwa anak negeri hatu yang tidak menjadi kepala pustu di karenakan ada kongkalikong Antara Camat Leihitu Barat Jhon F. Latumeten, Kepala Puskesmas Allang J. Hattu serta oknum oknum orang dekat bupati di Hatu.
“ Ini kan mainannya orang dekat bupati deng camat dong yang nanti biking susah katong “ ungkap salasatu masyarakat dengan dialek hatu.
Sampai berita ini diturunkan Gedung Pustu masih di palang. Camat Leihitu Barat, Raja Negeri Hatu belum dapat ditemui untuk diminta klarifikasinya.(*)