JURNALMALUKU-Anggota Komisi III DPRD Kota Ambon dari Fraksi PKS Yusuf Wally merespon kelangkaan minyak goreng yang saat ini menjadi salah satu kebutuhan masyarakat menjelang Bulan Suci Ramadhan, sehingga hal ini menggerakkan dirinya menjadi penyalur minyak goreng dengan harga rendah.
“Cekikan masyarakat menjadi pendengaran kita semua sebagai anggota dewan, apakah kita harus diam, kita hanya bersuara bahwa minyak goreng kosong dan langka, tapi hari ini kita mencari soulusi berbuat apa untuk mereka?,”tegas Wally kepada wartawan di Baileo Rakyat-Belso, Selasa (12/4/2022).
Wally menegaskan, masa 5-10 juta bagi anggota DPR tidak bisa dikeluarkan untuk subsidi minyak goreng bagi masyarakat, itu kan sederhana saja.
“Itu yang saya lakukan hari ini dan belum berhenti sampai hari ini banyak masyarakat di luar yang bukan daerah pemilihanpun ternyata meminta hal itu,”kata Wally.
Dirinya menjelaskan, sudah di telepon oleh masyarakat, mereka minta minyak goreng dan gula pasir, tapi dirinya mampu hanya minyak goreng belum untuk gula pasir.
“Tapi hari ini SMS masuk kembali bahwa tolong bawa yang namanya gula pasir, minyak goreng dan nanti di minggu kedua sebelum lebaran itu masyarakat minta telur. Ini sebenarnya program pribadi saya sebagai anggota DPR setiap tahun, tapi berapa banyak yang kita biar sentuh kita juga perlabahkan ini harusnya campur tangan dari semua anggota DPRD yang lain,”jelas Politisi PKS ini.
Wally juga mengatakan, hari ini pada saat Pemerintah Pusat menganjurkan untuk minyak goreng curah itu dijual murah dengan harga neto dibawah Rp.18.000 di pasar tradisional ternyata pada saat saya turun sendiri ke pasar mensurvei ini, minyak goreng itu kosong.
“Saya ke agen minyak goreng misalnya Gema Rejeki juga kosong tidak ada yang namanya minyak goreng curah yang kunci mas itu. Akhirnya hari ini semua minyak goreng itu dikunci oleh para pemilik minyak goreng curah jadi tidak disebarkan oleh semua orang yang ada berjualan di pasar tradisional dan akhirnya harganya harus tinggi,”tuturnya.
Dirinya menuturkan, kemudian masyarakat cuma disuguhkan minyak goreng yang berlabel kemasan dalam bentuk 1 liter dengan harga yang cukup tinggi, di pasar Mardika sendiri harganya itu Rp.25.000 sehingga hari ini kondisi masyarakat semakin tercekik dalam kondisi bulan puasa, ibu-ibu semua membuat makanan atau kue-kue, harus menggoreng dan sebagainya dan membutuhkan yang namanya minyak goreng.
“Sehingga saya sendiri secara pribadi sebagai anggota dewan melihat itu di komunitas masyarakat konsekuen yang ada di daerah pemilihan ataupun yang ada di daerah bukan pemilihan,”paparnya.
Wally menerangkan, jadi saya menjalankan hari ini sudah kurang lebih 1.300 bingkisan minyak goreng yang saya bagi ke masyarakat tetapi bukan gratis yang saya buat adalah dengan harga yang di bawah standar itu Rp.20.000 sisanya dari mana?.
“Saya sendiri sebagai anggota DPR harus mengeluarkan uang dari kantong pribadi untuk mensubsidi itu sehingga bisa menjangkau banyak orang,”tutupnya.(JM.E).