JURNALMALUKU-Pembangunan gedung sekolah SMP 6 Negeri Neniari gunung Kec Taniwel Kab SBB mandek dan tidak jalan anggaran di gelapkan oleh pihak ketiga sebesar kurang lebih Rp 130.000.00, – pencairan 30 persen tahap pertama dari pagu anggaran Rp 550.000.00,- Lima ratus lima puluh juta rupiah mengunakan dana alokasi Khusus (DAK) APBD tahun 2017 – 2018.
Membuat proses belajar mengajar untuk siswa SMP Negeri 6 Neniari gunung Kec Taniwel Kab SBB sampai sekarang ini Proses belajar mengajar dilakukan di Bailai Desa, Walang Baca dan beberap Ruang SD YPPK Kristen Neniari Gunung.
Anggota Komisi II DPRD Kab.SBB Fraksi PDI Perjuangan Jodis Rumasoal SH. Angkat bicara dan mendesak pemerintah daerah Kab.SBB pihak inspektorat agar segera mengeluarkan Surat rekomendasi ke pemerintah daerah pihak dinas pendidikan agar segera menyelesaikan tugas dan pekerjaan sisa yang masih menjadi tangunjawab pemerintah daerah khususnya dinas pendidikan Kab.SBB.
“Kemarin saya sudah komunikasi dengan Sekda SBB dan Kepala inspektorat agar segera menindaklanjuti persoalan pembangunan SMP Negeri 6 Neniari gunung Kec Taniwel Kab SBB dan hal tersebut juga saya sudah tindaklnjuti ke kepala pendidikan sebelumnya hingga sekarang tapi juga belum di respons,”terang Rumahsoal di Ambon, Sabtu (23/7/2022).
Sekretaris Fraksi PDIP Perjuangan ini menegaskan, untuk menjaga etika dan harmonisasi kedua lembaga legislatif dan eksekutif sehingga meminta tahun ini juga pembangunan Gedung Sekolah SMP Negeri 6 Neniari Kec Taniwel dapat di selesaikan.
“Melalui pemutusan kontrak kerja dan lanjutkan kontrak kerja baru, sehingga kedepan tidak merugikan baik dari pemerinth daerah maupun pihak ketiga yang menimbulkan persolan hukum di kemudian hari,”tegasnya.
Rumasoal berjanji, tetap mengawal persoalan ini hingga selesai bahkan menempuh jalur hukum dan kemarin sudah komunikasi dengan kejari SBB, Polres SBB, BPK, Kejaksaan Tinggi Maluku, Polda Maluku dan salah satu anggota KPK di jakarta.
Sementara itu hal serupa di sampaikan oleh Ketua saniri Negeri Neniari gunung Daud Rumasoal yang merupakan ketua pembangunan Kantor Jemaat Neniari, bahwa pihak kontraktor meminjam 50 sak semen, material pasir, batu dari panitia kantor jemaat Neniari tidak di bayarkan.
“Dan juga upa kerja kayu dan tukang tidak di bayarkan semuanya janji manis dan hingga sekarang lari tinggalkan pekerjaan hingga sekarang tinggal puing – puing dan sekarang bangunannya sudah di bongkar karena kayunya sudah lapuk membusuk,”ujar Daud.(JM.NS).