JURNALMALUKU – Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) yang secara geografis berbatasan langsung dengan Timor Leste dan juga Australia, akhirnya resmi memiliki 5 (lima) terminal keimigrasian. Terminal Khusus Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) di kabuapaten MBD dibagi ke beberapa pulau perbatasan, tepatnya di Pulau Letti, Wetar, Kisar, Lirang, dan Moa.

Peresmian yang dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Maluku, Abdullah Vanath, pada Senin (21/7/2025) di Tiakur pulau Moa ini, menjadi tonggak penting dalam memperkuat pengawasan lintas batas dan membuka konektivitas ekonomi serta sosial antara Indonesia dan Timor Leste.
Dalam sambutannya, Vanath menyampaikan bahwa kehadiran TPI tidak hanya berfungsi sebagai penanda batas negara, tetapi juga sebagai simpul strategis interaksi antarnegara.

“Tempat pemeriksaan ini akan mendukung perdagangan, pariwisata, dan kesejahteraan masyarakat MBD,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa wilayah perbatasan selama ini rawan terhadap aktivitas ilegal seperti penyelundupan manusia, narkoba, dan perdagangan orang. Dengan adanya terminal keimigrasian, pengawasan terhadap keluar-masuknya warga negara asing (WNA) akan dilakukan lebih ketat dan sistematis. Tak hanya itu, fasilitas ini juga memperkuat koordinasi antarinstansi keamanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Vanath menambahkan bahwa pembangunan lima TPI ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang menuju pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di MBD. Usulan pendirian PLBN bahkan telah disetujui Presiden Prabowo Subianto melalui surat resmi Menteri Sekretaris Negara kepada tiga kementerian, yaitu Kementerian Keuangan, Bappenas, dan Kementerian Dalam Negeri.
“Kita sedang menata perbatasan bukan lagi sebagai halaman belakang, tapi sebagai wajah terdepan Indonesia yang modern dan sejahtera,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati MBD, Benyamin Th. Noach, menyampaikan apresiasinya atas kehadiran fasilitas keimigrasian di wilayahnya yang dinilai sangat strategis.

“Kehadiran Kantor Imigrasi bukan sekadar fasilitas administratif. Ini adalah pintu peradaban baru yang membuka konektivitas ekonomi dan sosial ke dunia luar,” ujar Noach.
Ia juga menyinggung letak geografis MBD yang berbatasan langsung dengan Timor Leste dan dekat dengan Australia, yang menurutnya menyimpan potensi besar namun belum digarap secara optimal.

Menurut Noach, kedekatan sejarah dan budaya antara masyarakat MBD dan Timor Leste menjadi landasan kuat membangun kerja sama lintas batas di berbagai sektor.“Banyak warga kita punya hubungan keluarga di Timor Leste. Dengan adanya kantor imigrasi, interaksi sosial dan perdagangan bisa berlangsung lebih cepat dan legal,” harapnya.

Kepala Kantor Wilayah Ditjen Imigrasi Maluku, Doni Alfisyahrin yang turut hadir dalam peresmian tersebut, mengajak masyarakat memanfaatkan fasilitas ini sebagai pintu gerbang legal dalam aktivitas perdagangan dan perlintasan antarnegara.

“MBD adalah jalur transit penting. Mari bangun bersama dari titik selatan ini,” ajaknya. (JM-EA)