JURNALMALUKU-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Barat Daya (MBD) berikan teguran keras kepada CV. Nike Perkasa dan PMT Narwastu terkait dengan distribusi Minyak Tanah (Mitan) yang dinilai tidak masuk akal.
Hal ini diungkapkan, Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi dan Sumber Daya Alam (Eksda) MBD Imanuel J. Maupula kepada wartawan, di ruang kerjanya, Kamis (13/02/2025).

Dirinya menyampaikan, teguran yang dilakukan berupa surat laporan hasil monitoring yang telah dilayangkan ke PT. Pertamina (Persero) Retail Maluku di Ambon.
“Kami telah melayangkan surat perihal pengawasan minyak tanah kepada Pertamina Retail Maluku di Ambon pada tanggal 22 Januari yg lalu, kami meminta Pertamina untuk mengevaluasi CV. Nike Perkasa karena mendistribusikan minyak kepada Pangkalan yang tidak ditetapkan oleh Pemkab MBD” terangNya
Maupula menegaskan, bahwa langka ini diambil karena ketika bagian Eksda melakukan monitoring ke Pangkalan Minyak Tanah (PMT) Narwastu yang menerima minyak dari CV. Nike Perkasa, didapati ternyata ada tujuh ton minyak yang hilang kurang dari satu hari pasca minyak sampai ke pangkalan.
“Jadi pada tanggal 20 Januari, minyak masuk dari depot Saumlaki ke Pangkalan Narwastu, besoknya di tanggal 21 kami laksanakan monitoring ke Pangkalan Narwastu, ternyata dari 10 ton yang diterima, tersisa 3 ton yang di Pangkalan, ini yang membuat kami curiga, kok bisa dalam kurun waktu tidak sampai sehari, 7 ton minyak sudah habis di pangkalan,”terangnya.
Lebih lanjut menurut Maupula, ada upaya spekulasi minyak tanah subsidi oleh pihak CV. Nike Perkasa dan Pangkalan Narwastu dalam rangka menaikan harga Mitan dari harga yang sudah ditetapkan. Dengan cara memberikan minyak langsung ke pengecer.
“Bahkan Pihak CV Nike Perkasa tidak pernah memberitahukan kepada Eksda terkait dengan adanya Pangkalan yang menjual minyak dari CV tersebut di Maluku Barat Daya,” kata Maupula.
Sementara Marlin Seleky, pemilik Pangkalan Narwastu saat dikonfirmasi, terkait dengan kebenaran apakah benar 7 ton minyak ketika sampai langsung diberikan kepada pengecer, enggan menjawab pertanyaan sampai berita ini dirilis. (JM-EA).