JURNALMALUKU-SKK Migas Wilayah Papua dan Maluku (Pamalu) menggelar Focus Group Discussion dengan tema “Mewujudkan Insentif Non Fisikal Daerah Sebagai Stimulan Investasi Ketahanan Energi” terkait perkembangan industri Migas Tahun 2022 di Provinsi Maluku, di Hotel Santika Premiere Ambon, Senin (17/10/2022).
Kegitan ini dibuka langsung oleh Gubernur Maluku Murad Ismail, yang diwakili Asisten I Setda Maluku Samuel Huwae, turut hadir Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Papua dan Maluku Subagyo, Forkopimda Maluku, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Maluku Abdul Haris, Bupati Seram Bagian Timur (SBT) Mukti Keliobas, Penjabat Bupati Kepulauan Tanimbar (KKT) Daniel Indey.
Kepala Departemen Humas Perwakilan SKK Migas Wilayah Papua dan Maluku Galih W Agusetiawan menjelaskan, kegiatan ini sebenarnya adalah bagian dari rencana koordinasi SKK Migas yang terus-terusan ingin di bangun bersama Provinsi/Kabupaten penghasil migas dimana untuk mendorong iklim investasi terus dan tetap naik.
“Informasi-informasi aktif kegiatannya sudah disampaikan, kita sangat berharap Provinsi Maluku mendapatkan jata investasi dari migas yang tinggi di tahun-tahun kedepan, kalau begitu ada beberapa harapanp daripada investor untuk kira-kira bisa memberikan efek-efek atau inisiatif non fiskal salasatunya mungkin yang tadi kita sampaikan ada 17 harapan,”ungkap Galih.
Dirinya menegaskan, salah satunya bagaimana kemudahan perizinan dan pertanahan, bagaimana peraturan tentang hak wilayah padat dan ini yang kita mendorong.
“Diskusinya tentunya akan menjadi menarik karena, tentunya kita bicara ada hak dan kewajiban kita perlu ngobrol-ngobrol gini terus untuk apa, untuk mencari solusi karena SKK Migas itu hanya berperan di lapangan untuk menjadi operasional, menjaga proses produksi tetap terjadi, bermitra dengan K3S dan bermitra dengan Pemerintah Daerah,”jelasnya.
Dirinya menambahkan, pada prinsipnya kita juga selalu sering ngobrol dengan BUMD jadi kendalanya cuma satu, bahwa BUMD masih berfokus kepada pengelolaan PI saja, padahal banyak sekali pengelolaan-pengelolaan multi flyer effect di belakangnya yang lebih besar itu yang dilupakan sebenarnya.
“Bagaimana BUMD bisa menciptakan jaringan-jaringan pipa untuk menghubungkan duluan, sehingga ketika investor lebih mudah karena di barat Indonesia, BUMD sudah ke arah sana sudah menyiapkan perkapalannya ketika ada investor, tinggal pakai,”kata Galih.
Dirinya juga menjelaskan, ini yang mungkin perlu dipandu juga bahwa filosofinya investasi kalau ada barang di daerah itu pasti dipakai tidak mungkin tidak dipakai, karena tidak mungkin membawa barang dari luar itu mahal, sehingga syarat dan ketentuan sesuai dengan standar yang berlaku.
“Tetap berkomunikasi, karen masalah kita hanya komunikasi, koordinasi namun harapan terpenting dalam waktu sekarang ini adalah bulan Oktober sampai dengan bulan Desember tadi bisa dilihat investasi di Papua Maluku rendah sekali sampai dengan bulan Desember kita ingin mewujudkan naik tinggi sekali dengan bantuan fasilitasi-fasilitasi daerah untuk mempermudah operasi,”harapnya.
Dirinya menandaskan, kendala-kendala di lapangan harapan kami, jangan dibenturkan antara investor langsung dengan masyarakat tapi Pemda mengambil alih dan diputuskan dengan peraturan.(JM.ES).