JURNALMALUKU-Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPC GAMKI) Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) mengeluarkan imbauan kepada seluruh pihak agar peristiwa intimidasi yang melibatkan oknum anggota TNI Angkatan Darat di Pulau Kisar dijadikan sebagai pembelajaran bersama, demi menjaga harmoni antara aparat negara dan masyarakat sipil.
Ketua GAMKI MBD, Eros Akse, menyampaikan imbauan tersebut menyusul telah diselesaikannya kasus intimidasi yang sebelumnya dialami oleh seorang insan pers yang juga merupakan fungsionaris DPC GAMKI MBD. Penyelesaian dilakukan melalui klarifikasi dan pembinaan internal oleh Danramil 1511-05/Wonreli, Kapten Infanteri Liuspritel Sagulani, yang memfasilitasi permintaan maaf dari oknum TNI AD berinisial AS kepada korban.
Eros Akse menegaskan bahwa GAMKI menghormati langkah cepat dan persuasif yang telah diambil pimpinan TNI setempat dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Namun, ia menilai peristiwa ini perlu menjadi refleksi bersama agar kejadian serupa tidak kembali terulang di kemudian hari.
“GAMKI mengimbau agar peristiwa ini menjadi pembelajaran penting, khususnya bagi seluruh aparat negara dalam menjalankan tugas di tengah masyarakat. TNI memiliki peran strategis dan harus benar-benar hadir untuk rakyat, bersikap humanis, serta menjunjung tinggi etika dan profesionalisme,” ujar Eros.
Menurut Eros, penyelesaian secara damai tidak menghapus pentingnya evaluasi dan pembinaan berkelanjutan, terutama dalam konteks pembinaan teritorial. Ia menekankan bahwa kehadiran aparat bersenjata di tengah masyarakat harus membawa rasa aman, bukan ketakutan.
“Sebagai organisasi kepemudaan, GAMKI berkepentingan menjaga ruang publik yang sehat, aman, dan berkeadaban. Kami percaya slogan TNI Untuk Rakyat harus tercermin dalam sikap dan perilaku aparat di lapangan,” tambahnya.
GAMKI MBD juga mengimbau masyarakat untuk tetap menahan diri, tidak memperkeruh situasi, serta mempercayakan penyelesaian persoalan kepada mekanisme yang ada. Eros menilai dialog, klarifikasi, dan pendekatan persuasif merupakan jalan terbaik dalam menyelesaikan persoalan sosial di daerah.
Dengan berakhirnya kasus tersebut, GAMKI berharap hubungan antara aparat TNI dan masyarakat di Pulau Kisar semakin harmonis. Organisasi ini juga mendorong seluruh elemen, baik aparat, pemerintah, maupun masyarakat sipil, untuk bersama-sama menjaga ketertiban, saling menghormati, dan membangun Kabupaten Maluku Barat Daya secara damai dan berkeadilan. (JM-EA).

