JURNALMALUKU-Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) Ambon menggelar Summer School dengan tema “Digital Theologi” berlangsung di Auditorium UKIM, Senin (5/8/2024).
Kegiatan ini berlangsung 6 hari mulai 5-11 Agustus 2024, menghadirkan Narasumber diantaranya Dr. Leonard Chrysostomos Epafras (ICRS UGM Yogyakarta), Pdt. Prof. Binsar Pakpahan (STFT Jakarta), Pdt. Dr. Steve G. Ghr Gazpersz, MA (PPs UKIM- F. Th -UKIM Ambon), Pdt. Jimmy Setiawan, MTS (WoW Ministry) serta di ikuti seluruh pascasarjana seluruh Indonesia.
Direktur Pascasarjana UKIM Ambon, Prof. Dr. Johny Chr. Ruhulessin, M.Si dalam sambutannya mengatakan, menyambut dengan penuh sukacita kegiatan Summer School yang dilaksanakan.
“Ini dan tidak hanya karena Fakultas Teologi Ukim adalah anggota persetia tetapi lebih dari itu kita ingin membangun pemikiran teologi yang lebih produktif, dan ini momentum untuk kita melihat prospek pendidikan teologi digital sebagai salah satu alternatif dalam seluruh pengembangan pemikiran teologi,”terang Ruhulessin.
Lanjutnya, tetapi juga dalam aktivitas pelayanan Gereja sudah tidak ada pilihan lain bagi kita, tinggal bagaimana kita mengembangkannya secara lebih bijak, lebih kontekstual, lebih kultural dan lebih etis.
“Tapi saya kira ini momentum yang baik dan oleh karena itu kepada kawan-kawan semua yang terlibat kita berharap mereka semua terlibat dengan penuh optimisme,” kata Mantan Ketua Sinode.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Sekolah-sekolah Teologi di Indonesia (Persetia) Pdt. Justitia Vox Dei Hattu Th.D menjelaskan, di tahun ini seluruh program utama persetia seperti lokakarya nasional untuk tim pemimpin sekolah-sekolah teologi lalu kemudian studi Institut untuk para dosen lalu summer school untuk mahasiswa pascasarjana dan konsultasi nasional mahasiswa teologi untuk mahasiswa sarjana.
“Semua mengambil tema digital teologi dan memang, tema ini kita pilih karena sebuah kesadaran bahwa perkembangan teknologi digital dengan segala bentuknya tidak bisa dihindari. Dan pada level pendidikan tinggi Teologi ini memberikan tantangan yang cukup banyak, dia memberi kontribusi untuk pemanfaatan segala macam hal termasuk artificial inteligence,”tutur Hattu.
Dirinya menambahkan, tetapi di sisi lain, dia memberi juga cukup banyak tantangan secara khusus misalnya dengan kehadiran ceciviti lalu kemudian kaktus dan aplikasi-aplikasi yang lain yang paling tidak bisa dimanfaatkan secara bijak untuk proses pembelajaran tetapi di sisi lain juga sebenarnya menantang kejujuran akademik dari para dosen mahasiswa dan semua yang terkait.
“Itu sebabnya tersedia berupaya semaksimal mungkin untuk percepatan topik ini supaya paling tidak memberi perspektif lah pada semua level di kampus-kampus teologi yang menjadi anggota persetia,”tutupnya.(JM.ES).