JURNALMALUKU-pemuda yang tergabung dalam OKP Cipayung Plus Maluku melakukan aksi demo di depan Polda Maluku, yang di koordinir oleh Aksi tersebut dikoordinir oleh Abubakar Mahu, Amin Fidmatan, Yandri Y Porumau, Andy A Sagama, dan Arman Kalean.
Menurut mereka, Aksi ini bukan sekedar protes, melainkan panggilan moral dan tanggung jawab sejarah. Karena mereka meyakini bahwa perubahan tidak lahir dari diam, melainkan dari keberanian bersuara. Yang berlangsung di Polda Maluku, Senin (01/09/2025).

Ada 10 point Tuntutan yang di bawakan masa aksi yaitu;
- Usut tuntas kasus kekerasan dan
pembunuhan rakyat termasuk kasus korban
ojol serta menuntut penangkapan oknum
yang terlibat. - Reformasi sistem dalam tubuh Polri secara
menyeluruh dan mendesak DPR/DPRD agar
menjaga amanah rakyat. - Tolak kenaikan gaji dan tunjangan DPR
serta pajak baru kebijakan elitis yang
menambah penderitaan rakyat kecil, serta
sahkan RUU Perampasan Aset. - Batalkan UU Cipta Kerja (Omnibus Law)
karena merugikan buruh, masyarakat kecil,
dan mengancam lingkungan hidup. - Sahkan RUU Daerah Kepulauan & reformasi
sistem Polri sebagai solusi struktural demi
keadilan bagi daerah kepulauan serta
pembenahan institusi kepolisian. - Usut dan cabut izin PT. Batu Licin, PT.
Waragonda, serta bebaskan 2 warga
masyarakat hukum adat Haya yang ditahan
oleh pihak aparat. - Tangani isu lingkungan Maluku khususnya
tambang emas Gunung Botak yang
menggunakan zat kimia berbahaya dan
merusak ekosistem. - Dorong pembangunan ekonomi rakyat
Maluku melalui hilirisasi perikanan, sagu
serta evaluasi proyek Maluku Integrated
Port agar benar-benar berpihak pada
masyarakat. - Mendesak pemerintah dan DPRD Provinsi
Maluku agar memprioritaskan anak
Tanimbar dalam pengelolaan Blok Masela. - Kembalikan Otonomi Daerah, yang sejatinya
menjadi jalan bagi rakyat di daerah untuk
menentukan arah pembangunan sesuai
kebutuhan dan karakteristik wilayahnya.
Dalam pernyataan sikap yang berlangsung dari mereka, menyatakan bahwa gelombang aksi demonstrasi yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir adalah penanda rakyat semakin resah terhadap arah kebijakan negara. Mulai dari Jakarta, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua, mahasiswa, buruh, petani, nelayan, dan masyarakat sipil bersatu turun ke jalan menyuarakan ketidakadilan.

Suara mereka lahir dari kenyataan bahwa negara kerap lebih berpihak pada kepentingan elit dan korporasi besar, sementara rakyat kecil semakin terhimpit oleh kebijakan yang tidak pro terhadap kesejahteraan.
Keberanian mereka juga untuk menegakkan keadilan hukum, keberanian
untuk menolak kebijakan elitis yang menindas rakyat kecil, keberanian untuk melawan eksploitasi sumber daya alam yang merusak lingkungan, serta keberanian untuk memastikan bahwa pembangunan di Maluku berpihak pada masyarakatnya, bukan hanya segelintir elit.
Merespon Para aksi, Kapolda Maluku Irjen Dadang Hartanto turun langsung menemui di depan Polda Maluku dan menerima aspirasi dari para pemuda yang tergabung dalam OKP Cipayung plus Maluku.
Kapolda juga sampaikan terima kasih yang telah melaksanakan unjuk rasa menyampaikan pendapat secara tertib.
Kapolda Maluku hadir langsung di tengah-tengah para mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi guna mendengar aspirasi.
“Saya ingin dekat dengan para mahasiswa sekalian. Saya mau mendengar aspirasi para mahasiswa, karena itu saya temui adik-adik sekalian pada hari ini. Aspirasi yang nanti disampaikan akan saya terima, saya tidak lanjutkan sesuai dengan kewenangan saya apabila itu tidak sesuai sekali lagi saya cuma sampaikan terima kasih yang telah melaksanakan unjuk rasa menyampaikan pendapat secara tertib,”pungkasnya. (JM-AL).