JURNALMALUKU – Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, secara resmi mengukuhkan Bunda PAUD Provinsi Maluku dan Bunda PAUD Kabupaten/Kota se-Maluku dalam sebuah acara yang dirangkaikan dengan Rapat Konsolidasi Tim Pembina Posyandu Provinsi Maluku, bertempat di Aula Lantai 7 Kantor Gubernur Maluku, Senin (5/5/2025).
Dalam sambutannya, Gubernur menyampaikan apresiasi dan selamat kepada seluruh Bunda PAUD yang baru dikukuhkan. Dirinya menegaskan bahwa pengukuhan ini bukanlah sekadar seremoni, melainkan langkah strategis dalam meletakkan fondasi pendidikan yang kokoh bagi generasi masa depan. “Bunda PAUD adalah aktor utama yang mampu menggerakkan kesadaran kolektif akan pentingnya pendidikan anak usia dini,” ujar Lewerissa.

Lewerissa mengingatkan, bahwa masa usia dini adalah periode emas dalam kehidupan anak, di mana karakter, kecerdasan, dan potensi mereka mulai terbentuk. Untuk itu, stimulus yang tepat dan penuh kasih sayang sangat diperlukan. Lewerissa juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, organisasi mitra, masyarakat, dan keluarga dalam menghadirkan layanan PAUD yang berkualitas, merata, dan inklusif di seluruh pelosok Maluku. Pemerintah Provinsi Maluku, katanya, berkomitmen penuh mendukung gerakan PAUD di setiap wilayah.
Sementara itu, Bunda PAUD Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Rely Noach, dalam pernyataannya menekankan pentingnya pendidikan anak usia dini sebagai fondasi utama dalam membentuk generasi emas di masa depan. Ia menyatakan bahwa PAUD bukan sekadar tempat menitipkan anak atau kegiatan seremonial belaka, melainkan titik awal dalam membangun karakter, kemampuan sosial, dan kecerdasan anak secara menyeluruh.

Menurutnya, masa usia dini adalah periode kritis yang tidak dapat diulang. Oleh karena itu, perhatian terhadap kualitas layanan PAUD harus menjadi komitmen bersama, bukan hanya tugas pemerintah atau guru, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. “Anak-anak di usia dini membutuhkan ruang tumbuh yang sehat, aman, penuh kasih sayang, dan dirancang untuk menstimulasi perkembangan mereka,” ujar Rely dengan penuh keyakinan.
Rely menyoroti bahwa salah satu tantangan di daerah kepulauan seperti MBD adalah keterbatasan akses layanan PAUD yang merata. Untuk itu, ia berkomitmen mendukung langkah-langkah strategis guna menghadirkan PAUD berkualitas hingga ke pelosok desa dan pulau-pulau terluar. “Kami tidak ingin ada anak-anak yang tertinggal hanya karena tinggal di daerah terpencil,” tegasnya.
Dalam menjalankan peran sebagai Bunda PAUD, Rely berjanji untuk aktif mengadvokasi tertibnya regulasi terkait PAUD pra-SD. Hal ini termasuk mendorong agar setiap anak memperoleh haknya atas pendidikan sejak dini, serta mendorong penyediaan sarana-prasarana dan tenaga pendidik yang kompeten dan terlatih secara memadai. Ia menegaskan, pendidikan usia dini harus dikelola secara serius dan terstruktur.
“Kami akan terus memperkuat pendekatan bermain sambil belajar, sebuah metode yang terbukti efektif dalam membangun minat dan daya pikir anak. PAUD bukan tempat menghafal, melainkan tempat anak mengenal dunia dengan gembira,” tambahnya. Metode ini, menurut Rely, dapat memperkuat ikatan emosional antara anak dan lingkungan belajar, sekaligus memicu kreativitas dan rasa ingin tahu sejak dini.
Lebih lanjut, Rely menegaskan pentingnya keterlibatan aktif dari orang tua dan keluarga. Menurutnya, PAUD yang ideal bukan hanya yang dilaksanakan oleh lembaga, tetapi juga yang tumbuh dari sinergi antara pendidik, keluarga, dan masyarakat. “Kami mendorong terbentuknya PAUD berbasis komunitas yang mampu membangun kearifan lokal dalam pola asuh dan pendidikan,” ungkapnya.
Ia juga mengajak seluruh stakeholder di Kabupaten MBD, mulai dari pemerintah daerah, organisasi perempuan, tokoh agama, hingga kelompok pemuda, untuk terlibat dalam pengembangan PAUD. “Perjalanan membangun generasi tidak bisa dilakukan sendiri. Ini tugas kolektif yang memerlukan kepekaan sosial dan kemauan untuk bergerak bersama,” ucapnya penuh harap.
Rely menegaskan bahwa program-program yang telah berjalan akan terus dilanjutkan dengan evaluasi berkala. Di saat yang sama, ia membuka ruang untuk pengembangan inovasi baru yang relevan dengan kondisi geografis dan sosial budaya masyarakat MBD. “Kami ingin setiap program PAUD yang dijalankan punya dampak langsung bagi masyarakat, tidak hanya simbolis,” katanya.
Menutup pernyataannya, Rely menyampaikan keyakinannya bahwa semangat dan dedikasi yang tinggi dari para penggiat PAUD di daerah akan menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan layanan PAUD yang inklusif dan bermartabat. “Langkah kami mungkin kecil, tapi bila dijalankan dengan konsisten dan niat tulus, maka akan menghasilkan perubahan besar bagi masa depan anak-anak di Maluku Barat Daya,” pungkasnya.(JM.RR).