JURBALMALUKU-Jemaat GPM Hatu, Klasis Pulau Ambon Utara (KPAU) menggelar Persidangan Jemaat ke-49 diawali dengan ibadah Minggu pagi dipimipin Pendeta Beatrix Skilia Orno di Gedung Gereja Bethlehem Hatu, Minggu (12/2/2023).
Dalam penyampaian Ketua Panitia pelaksana sidang ke-49 Jemaat Hatu, Talent Tipawael mengatakan, sejak dilantik Maret 2022, panitia telah bekerja dan mengupayakan dana dari sejumlah pihak bagi jalannya sidang dengan terkumpul anggaran sebesar Rp 105 juta.
“Dengan alokasi sidang satu hari, maka panitia harapkan agar peserta menjadikan forum ini bukan berdebat yang tidak produktif tapi ajang evaluasi dan perbaikan peningkatan pelayanan di Jemaat GPM Hatu,”ucap Tipawael.
Sementara itu, Anggota Majelis Pekerja Klasis Pulau Ambon Utara, Pdt Th Pattinasarany saat membuka sidang ke-49 menegaskan, GPM lima tahun kedepan harus tetap wujudkan perannya sebagai Gereja yang melayani, dengan memperkuat umat, membangun demokrasi dan hidup bersama yang berkelanjutan.
“Sidang ini wadah bergumul umat atas semua persoalan yang dialami, mulai dari bencana alam-non alam, ancaman ekosistem alam, transformasi digital yang mengancam moral masyarakat, pelecehan seksual, kekerasan terhadap perempuan anak, konflik antar kelompok warga dan sebagainya,” jelasnya.
Karenanya, jika di-breakdown maka diharapkan sidang ke-49 ini memberi perhatian penting pula bagi pembangunan jemaat dengan optimalisasi potensi umat, memperkuat spiritualitas dan pembinaan karakter keluarga sebagai basis utama pertumbuhan hidup Gereja.
“2023 ini kita masuki tahun politik menuju Pemilu 2024. Mari bersikap kritis terhadap realitas politik, mendorong etika dan sikap politik secara arif dan bijak serta mendukung terwujudnya kedamaian dalam bingkai orang basudara guna menghindari politisasi SARA. Bangun sikap kesetiaan dan rendah hati selaku pelayan,”ungkap Pattinasarany.
Ditambahkan staf ahli Bupati Maluku Tengah (Malteng) Rony Hetharia mengaku, Bupati Malteng Muhamat Marasabessy sangat bangga terhadap GPM termasuk di Jemaat Hatu karena terus mensupport dan mendoakan pemerintah di Mimbar Gereja. Bahkan kader GPM pun ikut terdistribusi di seluruh jajaran birokrasi pemerintah dengan baik.
“Pemerintah siap memfasilitasi berbagai kegiatan yang dilahirkan dari Sidang ini, karena tujuannya bagi kesejahteraan umat yang didalamnya ada warga Maluku Tengah. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tapi bekerjasama dengan Gereja adalah hal penting dalam memajukan daerah dan masyarakat,”ujarnya.
Hetaria mewakili Marasabessy menitipkan kepada Jemaat Hatu agar program prioritasnya yakni “Gerakan Sapa Umat, Berakhlak dan Berbudaya” harus terus dibumikan. Lewat fokus merawat lingkungan tetap sehat dan indah demi kesejahteraan setiap keluarga.
“Perhatikan jam belajar anak dan kegiatan produktif lain guna menghindari tindakan amoral akibat perkembangan IT. Rawat harmonisasi dan perdamaian sebagai orang basudara dengan negeri adat lain demi meminimalisir konflik antar wilayah yang marak terjadi, apalagi Hatu berbatasan dengan Kota Ambon,” harapnya.
Di waktu yang sama, Ketua Majelis Jemaat Hatu Pendeta Gina Rumahuru mengaku, sesuai hasil monitoring dan evaluasi tim Litbang Jemaat, realisasi program pada 2022 sebesar 75 persen, dengan surplus keuangan 11 persen atau naik 9 persen dari 2021. Maka sidang ini lebih pada penguatan profil berGereja dengan memperkuat pembangunan demokrasi berkelanjutan.
“Agenda penguatan kapasitas pelayan perlu dapatkan perhatian, penguatan pendidikan formal Gereja (PFG) dengan membangun kapasitas pengasuh dan memperkuat IT, penguatan keluarga sebagai basis utama Gereja, pembangunan fisik dan sertifikasi tanah milik Gereja, literasi media bagi anak, remaja dan pemuda menghadapi revolusi 5.0 serta partisipasi umat di setiap agenda politik perlu mendapat perhatian,”pungkasnya.(JM.ES).