JURNALMALUKU– Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Ambon, melaksanakan Kegiatan Dialog Publik yang berlangsung di Gedung Aula Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM), Kamis (23/8/21).
Kegiatan tersebut menerapkan protokol Kesehatan serta membatasi peserta yang hadir, tetapi kegiatan tersebut terbuka untuk umum disiarkan langsung lewat link zoom dan akun facebook GMKI Ambon.
Dialog Publik tersebut mengangkat Tema Besar ” Masa Depan Seni dan Budaya Maluku”, Sub tema “Re-Thingking Identitas Lokal Ditengah Moderitas”.
4 Narasumber turut dihadirkan pada Dialog Publik diantaranya, Ir. Rony Loppies, M.Sc Forest Trop, Dr. Samuel Ritiauw, S.Pd, M.Pd, Bpk Semy Toisuta, Eklevina Eirumkuy, S.s.
Keempat Narasumber tersebut memberikan apresiasi kepada GMKI yang juga mengawal dan menjaga Seni dan Budaya Maluku
Salasutu narasumber yaitu bung Rony Loppies langsung minta GMKI untuk bekerja sama dengan Ambon Musik Office (AMO) dalam menjawab Ambon sebagai kota music dengan berkarya.
Ketua Panitia, Wilson A. Rahayaan, kepada media JurnalMaluku menyampaikan kegiatan Dialog Publik ini merupakan pengantar untuk kegiatan puncak festival yang akan berlangsung di tahun depan yang akan berlangsung dari Bulan Juni – Juli.
“Pada kegiatan puncak festival GMKI Ambon membuka ruang kepada masyarakat Maluku untuk bisa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut,” ungkapnya.
Rahayaan juga menyampaikan alasan panitia mengangkat Tema dan Sub tema “Re-Thinhking (Kembali Berfikir) dalam konteks kembali merefleksi identitas lokal ditengah moderitas” Dengan kemudahan mengakses informasi itulah tanpa disadari kita telah mengadopsi budaya-budaya luar.
Lanjut Ketua GMKI Ambon, Jossi Tiven menyampaikan Kegiatan Dialog publik yang dilaksanakan terkait dengan masa depan seni dan budaya maluku ini berangkat dari pada persoalan mengenai eksitensi seni dan budaya.
Menurut Tiven, orang-orang Maluku terkhususnya kota ambon sedang mengalami krisis identitas budaya hal ini dipengaruhi oleh perkembangan zaman di era revolusi industri 4.0 yang mana masyarakat dipermudah dengan mengakses berbagai macam informasi.
Oleh karena itu, dialog ini juga, melahirkan pikiran-pikiran rekomendatif yang disampaikan oleh para narasumber, tentunya akan menjadi referensi bagi kami GMKI untuk tetap menjaga merawat identitas sebagai masyarakat maluku dengan melestarikan budaya lokal lewat kegiatan-kegiatan yang kaitannya dengan seni dan budaya maluku.
Tiven juga mengharapkan Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kota Ambon dan segenap stek older untuk sama-sama merawat dan menjaga Budaya Maluku di era moderitas ini.
Untuk diketahui kegiatan Dialog Publik GMKI Ambon, turut dihadiri oleh Bung Iksan Tualeka, Bung Vega Salu (Pemerhati Budaya), Bung Vigel Faubun (Kapitan Kalesang Maluku) sebagai Penanggap.(JM.02)