JURNALMALUKU-Musyawarah Daerah (Musda) ke XI Himpunan Pengusaha Mudah Indonesia (HIPMI), sekaligus pemilihan Ketua Umum (Ketum), BPD HIPMI Maluku periode 2021-2024 yang di selenggarakan di Ballroom Swiss-belhotel Kota Ambon.
Ketua Umum BPD HIPMI Maluku Jaqueline Margareth Sahetapy dalam sambutannya mengatakan, Musda BPD Hipmi Maluku yang ke XI merupakan wahana strategis dalam perjalanan organisasi Hipmi, karena ada empat hal prinsip:
1.Wahana memperkokoh konsolidasi organisasi.
2.Momentum evaluasi kerja kerja organisasi yang tertuang dalam program kerja dan kebijakan strategis.
3.Wahana kaderisasi kepemimpinan BPD Maluku tiga tahun ke depan.
4.Momentum konsolidasi pemikiran untuk menetapkan rencana kerja dan kebijakan organisasi demi kemajuan Hipmi Maluku.
“Musyawarah Daerah merupakan momentum strategis pengambilan keputusan organisasi dan momentum organisasi kaderisasi,” tegas Sahetapy di Ballroom Swiss-belhotel, Senin (15/1/2021).
Dirinya menambahkan, Hipmi Maluku mampu terkonsolidasi di 11 BPC Kabupaten/Kota, setelah sebelumnya hanya ada 9 BPC Hipmi. Ini menunjukan geliat HIPMI untuk memajukan daerah lewat dunia usaha sangat tinggi dan penuh optimis dengan banyak pengusaha muda.
“Setelah menjabat 2019 lalu, Hipmi Maluku dihadapkan pada situasi Pilgub Maluku, Gempabumi 2019 dan Pandemi Covid-19 di 2020. Dampak Pandemi sangat terasa bagi sektor ekonomi. Maka tema Musda XI ini sangat tepat, konsolidasi pemuda menuju Maluku Bangkit,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum BPP HIPMI Mardani Maming dalam sambutannya memberikan beberapa pesan penting kepada BPD dan BPC Hipmi di Maluku. Bahwa jika ingin menjadi pengusaha sukses dan besar, konsistensi sangat penting, “jika A katakan A, jika B katakan B” itulah namanya pengusaha.
“HIPMI dilahirkan dari berbagai warna, bukan satu warna. Maka perbedaan itu kekayaan. Tapi ketika bicara kepentingan HIPMI, harus jadi satu. Sesuai motto kita, bertanding untuk bersanding, harus diutamakan,” terangnya.
Maming bilang, Hadirnya HIPMI termasuk dirinya didalam yang bisa menjadi pengusaha besar usai lalui fase dari bawah, sebagai anak seorang kepala desa, menyiratkan makna bahwa anak muda di Maluku khususnya tidak boleh berpikir hanya jadi ASN, TNI/Polri.
“Mindset itu harus dirubah demi memberdayakan orang lain dan membantu pemerintah membangun bangsa dan daerah disektor ekonomi,” pungkasnya.(**)