JURNALMALUKU-Kerja sama TP- PKK Provinsi Maluku yang melibatkan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku bersama Pemerintah Kabupaten Aru, menggelar kegiatan “Edukasi Pengelolaan Sampah” , yang di selenggarakan di Gedung Sitakena, Kota Dobo, pada Senin (20/09/21).
Ketua TP- PKK Provinsi Maluku, Widya Pratiwi Murad dalam sambutannya menerangkan, masalah sampah yang saat ini telah menjadi masalah global dan berdampak luar biasa terhadap Lingkungan dan manusia.
“Sampai dengan tahun 2020 timbunan sampah di Indonesia telah mencapai 67,8 juta Ton.” Ungkap Widya kepada tamu undangan yang hadir.
Lanjut Ia, Rumah tangga merupakan penyumbang sampah terbesar sekitar 48%, di susul pasar tradisional 24% dan sampah jalanan 7%.
“Sedangkan sampah plastik walaupun dalam proporsi jumlah lebih sedikit sekitar 15% namun dengan meningkatnya jumlah penduduk, gaya hidup dan perkembangan teknologi akan meningkatkan proporsi sampah plastik yg diperkirakan mencapai lebih 35% pada tahun 2050,” bebernya.
Menurut Widya, Sampah masih dipandang sebagai barang sisa yang tidak berguna, mengganggu dan harus dibuang. Hanya sedikit orang yang menganggap sampah sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan.
Lebih Lanjut kata Istri Gubernur Maluku ini ,Kurangnya kesadaran masyarakat disamping masih minimnya fasilitas pengelolaan sampah adalah permasalahan sampah yang paling mendasar.
“Selama ini, sampah selain dikumpulkan, diangkut, dan dibawa ke tempat pemrosesan akhir atau TPA, sampah kita bakar atau dibuang begitu saja ke media Lingkungan, ke sungai, pesisir dan laut,” terangnya.
Selain itu, Fenomena sampah di pesisir dan laut terutama di daerah kepulauan sama halnya di kepulauan Aru dan ini menjadi permasalahan serius karena tanpa kita sadari berdampak luar biasa terhadap Kesehatan Lingkungan dan manusia.
“Ekosistem di pesisir dan laut terganggu karena adanya sampah yang sengaja dibuang sehingga merusak bahkan membunuh kehidupan mahkluk hidup didalamnya, dan dampak buruknya kembali kepada manusia terutama yang hidupnya bergantung pada Laut,” katanya.
Dia mencontohkan, Bencana longsoran gunungan sampah setinggi 60 Meter di Cimahi Jawa Barat menewaskan 157 orang pada tahun 2005 dan Longsoran gunungan sampah di Ambon pada Tahun 2016 merengut 6 nyawa serta kerugian material lainnya. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dan benar akan menimbulkan berbagai masalah.
“Melihat sampah rumahtangga adalah sampah yang paling banyak dihasilkan setiap hari nya, maka peran keluarga sangatlah penting untuk mengatasi mengurangi volume sampah yang dihasilkan,” Imbuhnya.
Sehingga, melakukan pengelolaan sampah di sumber merupakan hal yang tidak dapat ditawar tawar lagi oleh setiap rumahtangga.
Hal ini tentu perlu keterlibatan seluruh pihak, terutama perhatian Pemerintah Daerah serta dukungan seluruh stakeholder dan seluruh komponen masyarakat.
“Peran Pemerintah untuk mengedukasi masyarakat mengelola sampah dari sumbernya sangat penting dilakukan secara intens dan berkesinambungan,” tuturnya.
Tegas Widya, Sampah jangan menjadi sumber masalah bagi Kesehatan Lingkungan dan manusia, sebaliknya sampah harus dikelola menjadi sumberdaya yang bernilai ekonomi.
Widya juga berharap, setiap rumahtangga di Kepulauan Aru dapat mengelola sampahnya secara mandiri agar Lingkungannya menjadi bersih, keluarga tumbuh sehat dan sejahtera.
Senada dengan yang disampaikan Ina Latu Maluku, Widya Praitiwi Murad. Bupati Kabupaten Aru, Johan Gonga mengungkapkan, edukasi pengolaaan sampah sangatlah penting, dan harus tetap berjalan agar dapat menghambat dampak besar yang terjadi akibat dari lemahnya pengetahuan masyarakat soal pengelolaan sampah.
Ia berharap, agar masalah sampah di Kabupaten Aru, dapat dipecahkan dengan baik jika masyarakat dapat berperan aktif untuk dapat membudayakan cara pengelolaan sampah secara mandiri.
Untuk diketahui, dalam kunker kali ini, sejumlah pejabat daerah turut serta mendampingi Widya.
Mereka adalah, Bupati Kabupaten Kepulauan Aru Johan Gonga, Duta Parenting Aru Cherly Oesia , Plt Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Maluku dr Zulkarnain, Kadis Sosial Sartono Pining, Karo Kesra Abdul Haji Muhammad, Kadis PMD Ismail Usemahu, Kadis Bappeda Anton Lailossa, Kadis Perindag Elvis Pattiselano, Kadis Lingkungan Hidup Roy Siauta dan Ketahanan Pangan Lutfi Rumbia dan pejabat daerah lainnya.(*)