JURNALMALUKU-Pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya (Pemkab MBD) melalui Badan Perencanaan Pembagunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait Analisis Kerentanan Stunting di Aula Bappeda, Kamis (24/09/2025).
Dalam arahan Sekretaris Daerah Kabupaten MBD yang dibacakan Plt. Kepala Bappedalitbang Kabupaten MBD, Wilson I. Bakker, SE menyampaikan, pemerintah memiliki komitmen besar bersama antara jajaran perangkat daerah dari kabupaten hingga ke desa untuk menurunkan angka Stunting di Kabupaten MBD.
Kegiatan percepatan penurunan Stunting diharapkan tidak hanya berisi dari rapat pertemuan, akan tetapi sampai kepada rencana aksi, untuk pemberian aksi langsung kepada masyarakat, terutama kepada anak-anak yang beresiko stunting,” Jelasnya
“Stunting masih menjadi focus pemerintah pusat bahkan daerah untuk dituntaskan, oleh sebab itu perlu data yang akurat dan terintegrasi karena tingkat prevalensi stunting di Kabupaten MBD tahun 2024 sebesar 18,3 persen masih di atas target 2024 yaitu 14 persen,”ungkpanya.
Bakker mengatakan, Bappedalitbang telah melakukan analisis kerentanan terhadap stunting tahun 2025 sehingga berdasarkan hasil analisis kerentanan stunting akan dijadikan acuan untuk bagi perangkat daerah pengampuh stunting dalam menyusun program kegiatan yang menyentuh kepada keluarga resiko stunting.
“Perlu adanya kolaborasi dan sinergi dengan melibatkan semua pihak, karena keterlibatan perangkat daerah pengampuh masih sangat minim dalam penanganan stunting,” Ujar Bakker.
Ia berharap, lewat FGD ini dapat merumuskan rekomendasi konkrit untuk ditindaklanjuti dan dilaksanakan oleh perangkat daerah dan stakeholder lainnya dalam upaya penurunan stunting di Kabupaten MBD.
“Semoga dapat menghasilkan komitmen dan tindak nyata kita dalam upaya penurunan stunting di MBD dengan melakukan monitoring dan evaluasi berkelanjutan untuk memastikan bahwa setiap program dan kegiatan dilaksanakan terukur dan tepat sasaran serta berdampak langsung kepada masyarakat.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembangunan Manusia dan Masyarakat Bappedalitbang Kabupaten MBD, Kostavina Kilikily, S.Si menjelaskan, sesuai hasil analisis kerentanan stunting pada anak balita usia 0 – 23 bulan menunjukan tingginya stunting di Kabupaten MBD turut dipengaruhi oleh tingginya tingkat pendidikan orang tua (SD-SMP).
“Tingkat Pendidikan orang tua menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi tingginya kerentanan stunting. Hal ini juga berkorelasi dengan pengetahuan orang tua dalam memilah dan memilih asupan gizi yang diberikan kepada bayi, bahkan pengetahuan orang tua dalam merawat anak dalam masa pertumbuhan” tutupnya
Ia menjelaskan,selain tingkat Pendidikan, tingginya angka stunting juga masih dipengaruhi oleh jenis pekerjaan orang tua serta masih didapati keluarga stunting yg memerlukan perbaikan rumah tidak layak huni, sanitasi atau jamban sehat dan penyediaan air minum.
Ia berharap, dengan adanya FGD ini memberikan perspektif baru dalam menurunkan dan menuntaskan stunting di Kabupaten MBD di masa mendatang. (JM-RR)


 
             
         
         
         
         
         
         
         
        