JURNALMALUKU-Ketua Komite Olah Raga Nasional (KONI) Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) Provinsi Maluku, Chau S.E.M. Petruz menilai pemberitaan yang menyudutkan nama baiknya dan lembaga KONI MBD berbau politik, fitnah dan tidak mendasar.
Pemberitaan yang dinaikkan pada tiga (3) Media Online, Kamis (29/6/2023) kemarin, dengan judul Dana Bonus Atlit Popmal dilahap oleh Ketua KONI MBD ini langsung ditanggapi oleh Chau S.E.M. Petruz.
“Sebagai Ketua Umum KONI MBD, maupun secara pribadi saya menyatakan bahwa judul maupun konten pemberitaan tersebut adalah fitnah yang keji, menyesatkan dan tidak mendasar, bahkan berbau politik,”tegas Petruz kepada wartawan di Ambon, Sabtu (1/7/2023).
Dirinya menjelaskan, sebagai politisi isu – isu miring seperti ini sudah menjadi santapan harian menjelang kontestasi politik, dan saya tidak biasa melakukan klarifikasi namun membantah terkait pemberitaan karena menyangkut keuangan dimana saya dituduh telah melahap habis dana bonus.
“Sementara bonus bagi atlit berprestasi adalah janji saya untuk diperjuangkan dalam program pembinaan dan pengembangan prestasi atlit tahun 2023,”terang Politisi PDI-Perjuangan ini.
Dirinya juga menuturkan, tahun 2021 Koni MBD mendapat dana hibah sebesar Rp. 600 juta rupiah yang telah digunakan sesuai peruntukannya seperti pembenahan sekretariat, biaya pelantikan pengurus Koni, pengadaan pakaian seragam pengurus, pelatihan dasar wasit dan pelatih voly, pengiriman atlit taekwondo pada kejurda di Ambon, open turnamen voly putra/putri, lari 100m dan 10 km putra/putri, penggunaan dana tersebut telah diaudit oleh BPK RI Perwakilan Maluku.
Sementara pada tahun 2022, kata Petruz, Koni mendapat kembali dana hibah sebesar Rp. 750 juta rupiah yang digunakan sesuai proposal Koni kepada Bupati, “Untuk kebutuhan Sekretariat Rp. 80 juta, fasilitasi atlit taekwondo mengikuti kejurda di Ambon Rp. 100 juta, uang pembinaan (bonus) bagi atlit taekwondo peraih medali sekitar Rp.57 juta, seleksi dan TC atlit peserta Popmal Rp. 400 juta rupiah, dan lain-lain,”jelasnya.
Dirinya juga menjelaskan, sedangkan untuk dana Popmal sebesar 1M, langsung pindah buku ke rekening Panitia yang dibentuk dengan SK Bupati dimana Pak Asisten 2 sebagai ketua dan sepengetahuan saya berdasarkan SPJ dari panitia Popmal, dana bonus belum dialokasikan sehingga baru diperjuangkan dalam APBD 2023.
“Alokasi dana bonus bagi atlit peraih medali di Popmal sesuai proposal Koni kepada pemda sebesar Rp. 247 juta belum dicairkan, karena saya masih berada diluar daerah setelah memimpin komisi A dan tim penataan desa pemda MBD lakukan kunjungan kerja ke kabupaten Sikka NTT, selain itu Koni masih menunggu nomor rekening dari para atlit peraih medali, karena pembayaran bonus atlit maupun dana bantuan pembinaan olahraga Koni kepada cabor dilakukan secara non tunai, artinya langsung di transfer ke nomor rekening masing – masing sebagaimana penyerahan dana bonus bagi atlit taekwondo pada tahun 2022 lalu,”ujarnya.
Dirinya mengatakan, penggunaan dana Koni sebesar Rp. 750 juta dan dana Popmal 1M telah diaudit oleh BPK RI Perwakilan Maluku dan tidak ditemukan masalah.
“Yang berikut, tuduhan bahwa Koni dan Pemda tidak ada perhatian kepada atlit juga merupakan fitnah dan ngawur, bagaimana mungkin Pemda dan Koni tidak peduli, sementara alokasi dana pembinaan olahraga dari Pemda kepada Koni khususnya untuk Popmal sangat besar, bahkan acara pelepasan dan penyambutan kontingen dipimpin langsung oleh Bpk Bupati dan dihadiri oleh forkopimda. Walaupun belum dianggarkan tapi Bpk Bupati secara pribadi telah memberikan bonus kepada seluruh atlit peserta Popmal saat acara penyambutan kontingen,”ungkap Ketua KONI.
Sebagai Ketua Umum Koni, ujar Petruz, saya telah tepati janji memberikan bonus kepada atlit kempo sebagai penyumbang medali emas pertama bagi MBD, dari kantong pribadi saya langsung kepada pelatih kempo saudara Neles Tuamain di Ambon, jadi lucu dan tidak mendasar jika pemda dan koni dituduh tidak perhatikan atlit Popmal.
Berikut juga terang Politisi Senior ini, tuduhan bahwa saya sibuk lakukan konsolidasi juga adalah ngawur dan bohong karena, saya belum kembali ke dapil saya setelah agenda uji publik raperda penetapan desa adat bersama tim penataan desa pemda MBD dan Reses pada bulan April 2023 lalu.
“Bagi saya aroma politik terlalu kuat dalam pemberitaan tersebut, saya sudah bisa menduga siapa yang punya kepentingan politik dibelakang pemberitaan ini, sebagai politisi saya anggap otak dibalik pemberitaan ini adalah politisi kampungan, sontoloyo dan tidak beretika yang ketakutan terhadap kekuatan politik saya dan PDI Perjuangan di MBD yang tidak pernah terkalahkan sejak MBD lahir,” tutupnya dengan senyuman.(JM.ES).