JURNALMALUKU – Musyawarah Pimpinan Paripurna Daerah (MPPD) Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) Daerah Leti Moa Lakor (Lemola), dimanfaatkan sebagai wadah kader gereja membahas isu-isu strategis dalam menghadapi tantangan berbangsa, bernergara dan bergereja satu tahun kedepan.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Daerah AMGPM Lemola Yan Z. Noach pada saat pembukaan kegiatan MPPD Ke XXII yang terlaksana di Jemaat Elshaday Patti, Kecamatan Moa, Minggu (16/03/25).

Terkait Makan Bergizi Gratis, Menurut YN, AMGPM jangan menjadi pentonton ditengah pelaksanaan program yang cukup menyedot anggaran negara dan daerah ini.
“Makan bergizi gratis ini program yang bermanfaat secara ekonomi bagai pelaku usaha, kebutuhan supply makanan, ikan, telur, sayur, daging, harus diciptakan menjadi peluang usaha bagi kader-kader AMGPM, dengan memaksimalkan kelompoko-kelompok usaha yang sudah dibentuk, memang ada beberapa kelompok yang telah vacum setelah mendapatkan bantuan usaha namun kita tidak perlu terlena dengan kondisi ini. Inovasi dan managament usaha harus kita genjot lewat Pelatihan, dan jika diperlukan kami akan bekerja sama dengan Kondim 1511/Pulau Moa untuk menyelenggarakan pelatihan, disisi lain, kami juga akan membentuk Tim Pemantau Makan Bergizi Gratis disetiap sekolah dalam rangka memastikan program ini benar-benar berjalan tepar sasaran dan laporannya secara berjenjang akan kami sampaikan kepada Bupati dan juga Gubernur sebagai Mitra AMGPM” seru YN.
Terkait Pemekaran Daerah Otonomi Baru, YN berpendapat, isu besar pemekaran Provinsi Maluku Tenggara Raya, Kabupaten Kepulauan Terselatan dan Kabupaten Babar-Damer memang penting, tetapi lebih strategis lagi jika AMGPM juga menaruh perhatian pada proses Pemekaran Dusun Menjadi Desa pada 14 Desa Persiapan di Maluku Barat Daya (MBD), mengingat telah masuk tahun kedua dan sesuai undang-undang masa persiapan hanya 3 tahun untuk defitif.
“Saya bersyukur, kader-kader AMGPM turut mengambil bagian dalam Forum Koordinasi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Otonomi Baru di MBD, walaupun pintu surga moratorium belum terbuka dipusat, tapi perjuangan ini sudah dimulai sehingga kita perlu berdoa dan bekerja untuk itu. Tetapi saya juga ingatkan untuk teman-teman kader, bahwa ada kepentingan yang lebih besar didepan mata kita untuk dikawal dan diperjuangkan, beban menaikan status dusun menjadi desa definitif pada 14 (Empat belas) Desa Persiapan yang harus dimekarkan, untuk wilayah pelayanan kita di Leti Moa Lakor ada 4 (Empat) Desa Persiapan. Sehingga saya mintakan kepada seluruh kader untuk serius mengawal, terus suarakan kepentingan ini sampai berhasil. Hal ini perlu dilakukan karena waktu kita menurut undang-undang hanya 3 (Tiga) tahun masa persiapan serta evaluasi, dan kita telah masuk tahun kedua masa persiapan, jika 4 (Empat) dusun ini gagal didefinitifkan maka sudah tidak bisa lagi diusulkan menjadi desa” Lugasnya.
Ibarat balok didepan mata tidak terlihat namun semut diujung jalan terlihat, YN berharap semua kader-kader angkatan muda tidak hanya mefokuskan perhatian pada kepentingan yang jauh tetapi juga serius melihat kepentingan masyarakat yang sudah didepan mata. Mengingat kue-kue pembangunan ini harus dibagi-bagi merata kepada masyarakat guna kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat itu sendiri. (JM-EA).