JURNALMALUKU-Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Tiakur, menggelar Masa Perkenalan (Maper) di dusun Nyama, desa Klis, kecamatan Moa, kabupaten Maluku Barat Daya (MBD). Kegiatan ini berlangsung di gedung Gereja Protestan Maluku (GPM) Nyama, Sabtu (25/09/2021). Bertujuan untuk memperkenalkan GMKI dan perekrutan anggota baru.
Peserta yang mengikuti Maper ini berasal dari Program Study Diluar Kampus Utama (PSDKU) Universitas Pattimura (Unpatti) MBD di Tiakur. Maper kali ini antusiasme mahasiswa Kristen untuk masuk menjadi keluarga GMKI masih sangat besar. Nampak dengan jumlah yang ikut Maper saat ini, sebanyak 117 orang yang mengikuti Maper GMKI Cabang Tiakur.
Pada kesempatan itu senior, Wiliyam Melianus Mausimkora, SE dalam sambutannya menyampaikan bahwa menjadi pribadi yg beretika, bermoral, disiplin, beradab dan santun sudah terkikis oleh perkembangan Iptek. Pengikisan ini kemudian menimbulkan gesekan yang cukup luar biasa di tengah masyarakat, perguruan tingggi dan gereja sebagai medan gumul GMKI.
Menurut Mausimkora, Pendalaman Alkitab (PA), belajar dan berdoa sebagai aktifitas GMKI sangat penting tetapi tidak diberikan ruang yang baik. Sehingga persoalan taktis pragmatis kadang menjadi sesuatu yang menggelitik. Menurunnya keinginan ber-GMKI pasca Maper kadang pupus ditengah jalan, sebab banyak yang terpilih sedikit yang bekerja.
Tetapi ada juga kader yang militan. Mengabdikan dirinya dengan tulus dan benar untuk melayani, berbakti, mengabdi kepada Sang Kepala Gerakan. Dari konteks inilah ada satu hal bahwa, apa yang ditabur hari ini akan dipetik di kemudian hari. Semoga semua yang mengikuti Maper saat ini, minimal dapat menjawab tantangan internal, ungkapnya.
Karena menjadi kader bukan soal kuantitas, tapi juga soal kualitas. harus bisa menjadi pemimpin bagi diri sendiri. Pesannya, belajarlah dengan sungguh-sungguh ingat jerih lelah orang tuadi kampung halaman. Utamakan kuliah, jangan angkuh dan rendah hati kepada semua orang. Belajarlah bertahan meski keadaan tak memberikan harapan.
Belajarlah bersabar walau hati sangat ganas. Belajarlah tersenyum walaupun keadaan di sekitar tidak baik-baik saja. Sebab Tuhan tidak pernah janji lautan tenang dan jalan selalu rata, tapi dia berjanji akan selalu menyertai kini dan nanti, ucapnya.