JURNALMALUKU – Seratus hari kerja pertama Bupati Kepulauan Tanimbar, Ricky Jauwerissa dan Wakil Bupati dr. Juliana Ratuanak menandai fase penting dalam dinamika pemerintahan daerah yang tengah berbenah. Mengemban mandat rakyat untuk membawa perubahan, duet ini datang bukan hanya dengan visi, tetapi dengan aksi nyata membenahi warisan persoalan lama yang selama ini membelenggu kemajuan Tanimbar.
Langkah awal kepemimpinan Jauwerissa–Ratuanak bukan tanpa beban. Pemerintahan sebelumnya mewariskan kondisi birokrasi dan tata kelola aset yang amburadul, pelayanan publik yang tumpul, dan kepercayaan rakyat yang menipis. Namun, dalam waktu 100 hari, sejumlah kebijakan strategis mulai menunjukkan arah baru.
1. RT Mandiri: Bangun Dari Bawah Program RT Mandiri menjadi roh pembangunan partisipatif. Melalui tujuh fokus (RT Sehat, Cerdas, Layak Huni, Bahari, Sahabat Anak & Perempuan, Ketahanan Pangan, dan Bersih), Pemkab ingin memastikan pembangunan menyentuh langsung masyarakat akar rumput.
2. Penataan Wajah Saumlaki: Kota Saumlaki tak lagi dibiarkan kumuh dan semrawut. Infrastruktur, estetika, dan lingkungan mulai ditata. Pemerintah ingin menjadikan Saumlaki sebagai etalase pelayanan dan wajah modern Tanimbar.
3. Reformasi Pelayanan dan Pungli Diberantas : Pelayanan administrasi kependudukan kini bisa diakses di kecamatan mengurangi antrean di kota dan memangkas pungli. Ini langkah konkret mewujudkan birokrasi bersih dan melayani.
4. Legalitas Sopi: Budaya Diangkat, Ekonomi Bergerak: Dengan perda baru tentang Sopi, pemerintah ingin mengangkat komoditas lokal sebagai produk legal yang bisa mendongkrak PAD dan memberdayakan UMKM lokal berbasis kearifan budaya.
5. Penertiban Aset: Tangani Pemborosan Anggaran Aset daerah mulai ditertibkan dan dikontrol ketat. Ini langkah dasar untuk efisiensi fiskal dan memastikan anggaran pembangunan tidak bocor di tengah jalan.
6. RSUP Magreti Diaktifkan: Meski sudah diresmikan sejak lama, RSUP Magreti belum optimal. Dalam 100 hari ini, pemerintah mulai mendorong pengaktifan penuh layanan rumah sakit tersebut. Dukungan pusat senilai Rp140 miliar menjadi daya dorong percepatan layanan kesehatan yang lebih merata dan profesional.
Salah satu langkah strategis yang menuai perhatian publik adalah kunjungan Bupati ke Australia. Pemerintah menegaskan bahwa kunjungan tersebut bukan plesiran, tetapi bagian dari diplomasi pembangunan.
Hasilnya, kerja sama lima sektor berhasil dirintis: pelatihan tenaga kesehatan, beasiswa dan pertukaran pelajar, penguatan pertanian dan peternakan, promosi budaya dan ekowisata, hingga pengembangan Bandara Mathilda Batlayeri menuju status internasional.
Bupati Jauwerissa ingin membuktikan bahwa membangun daerah tidak cukup dari ruang rapat. Dunia luar harus dijadikan mitra strategis untuk percepatan kemajuan Tanimbar.
Ketua GMKI Cabang Saumlaki, Urbanus Batkunde kepada media ini, Minggu (22/6/2025) mengatakan, capaian 100 hari kerja ini dengan seruan moral “Bangun Tanimbar dengan hati yang dilandasi doa,” merujuk pesan kitab Yeremia 29:7.
Menurutnya, pembangunan bukan sekadar kerja teknis dan angka-angka, tapi juga soal integritas dan spiritualitas. GMKI mendukung perubahan, namun menegaskan pentingnya keseimbangan dalam demokrasi.
“Kritik itu sehat dan wajib dalam demokrasi. Tapi jangan berubah jadi fitnah yang merusak kepercayaan publik pada pemerintah. Pemerintah adalah wakil Tuhan, sebagaimana tertulis dalam Roma 13:1-7. Tapi itu bukan berarti tidak boleh dikritik. Harus ada pengawasan publik yang sehat,”tegas Batkunde di akhir penyampaiannya.(JM.ES).