foto penulis: Raendra Manaha
Politik uang atau bahasa trend Money Politic
tidak asing didengar telinga kita. Sering kali politik uang memberikan warna usang dalam suatu kontestasi politik pada suatu daerah.
Seringnya politik Uang ini kita dijumpai saat momen pemilu. Politik uang atau yang biasa kita sebut money politik ini telah lama di praktekkan dan merusak mental dan moralitas pemilih di dalam ajang demokrasi terlebih lagi dalam event pilkada di Maluku dan Maluku Barat Daya khususnya. Virus politik uang ini haruslah mulai ditentang, di hindari dan dicegah sejak dini, agar tidak berkembang menjadi sebuah penyakit yang akan merusak moralitas masyarakat yang adalah penentu kampanye kepemimpinan prosesi politik.
Mari kita amati dengan saksama ilustrasi politik uang mengkerdilkan harga diri.
Jika anda bersedia di bayar dengan Rp.50.000 atau Rp. 100.000 untuk memilih pasangan calon pemimpin daerah pada tanggal 9 Desember 2020 mendatang , maka ketahuilah:
Uang Rp 50.000 atau 100.000 dibagi 5 tahun =Rp 100.000 atu Rp 200.000,untuk anda dapat pertahun. 1 tahun 12 bulan maka Rp 100.000 atau Rp 200.000 dibagi 12 bulan =Rp.833 atau Rp 1.667. untuk anda dapat per bulan.
Jika dihitung per hari,dalam 1 bulan ada 30 hari, maka didapat : Rp 833 atau Rp 55.56,anda dapat per hari.
Jadi kalau anda terima uang Rp 50.000 atau Rp 100.000 untuk memilih sala satu pasangan calon maka harga diri dan harga suara anda per hari adalah per hari adalah Rp 27.7 atau Rp 55.56.
Harga atau nilai yang tidak ada dalam peredaran mata uang di Negara Indonesia yang kita cintai ini.
Karana itu dalam kontestasi politik daerah saat ini saya menghimbau kepada kita rakyat MBD untuk tetap memegang dan pertahankan harga diri kita, agar jangan tergiur dengan uang akhirnya harga diri anda tidak bernilai.
Pilihlah sesuai hati nurani dan jalanilah proses pilkada ini dengan santun, damai dan beretika.
Percayalah Tuhan akan melihat dan memberikan pemimpin untuk semua yang mempunyai niat yang tulus untuk berkerja membangun seluruh rakyat dan kemajuan Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) yang lebih baik.
Kita baiknya memilih dengan benar, pemimpin yang benar-benar memahami karakter dan kebutuhan negeri ini.(###)