JURNALMALUKU—Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Maluku Barat Daya (SMKN 2 MBD), Jozef Eqbert Daud Peelman, SE yang akrab disapa Pa No Peelman, memberikan klarifikasi terkait isu yang berkembang soal dugaan penyalahgunaan WiFi Bakti Aksi di lingkungan sekolah tersebut. Dalam keterangannya kepada wartawan media ini di Ambon, Jumat (28/11/2025), Peelman menegaskan bahwa informasi yang beredar tidak sepenuhnya benar dan perlu diluruskan.
Menurutnya, dalam beberapa bulan terakhir pihak sekolah menghadapi sejumlah kendala operasional, terutama terkait absensi pegawai berbasis fingerprint. Rekaman absensi tersebut tidak terkirim ke BKD karena terganggunya sistem akibat meningkatnya aktivitas masyarakat yang menggunakan area sekolah, khususnya di luar jam belajar.
“Banyak kegiatan masyarakat yang memakai area sekolah sehingga operasional terganggu. Data absensi jadi terlambat masuk, dan beberapa pegawai tercatat alfa karena rekaman tidak terekam,” jelas Peelman.
Selain gangguan administrasi, situasi keamanan dan kebersihan lingkungan sekolah juga dinilai memprihatinkan. Peelman mengungkapkan sejumlah pelanggaran yang ditemukan di area sekolah, mulai dari kaca kelas yang pecah, kursi yang berserakan, minuman beralkohol di dalam ruangan, hingga tindakan tak pantas seperti masyarakat yang membuang air kecil dan besar di dalam kelas.
“Fungsi pagar sekolah itu untuk menjaga keamanan. Tapi karena sering dibuka, masyarakat bebas masuk. Itu yang menyebabkan beberapa fasilitas rusak. Beberapa kasus seperti kaca pecah sedang kami telusuri pelakunya,” tambahnya.
Terkait isu penggunaan WiFi, Peelman menegaskan bahwa voucher internet yang terlihat digunakan masyarakat bukan berasal dari jaringan WiFi Bakti Aksi. Menurutnya, sekolah menggunakan jaringan internet dari perangkat multimedia lama yang sudah ada jauh sebelum program Bakti Aksi hadir.
“Kalau ada yang lihat penggunaan WiFi di sekolah, itu bukan jaringan Bakti Aksi. Jaringan Bakti Aksi tetap menyala, tapi tidak digunakan untuk kegiatan yang dimaksud,” tegasnya.
Peelman menambahkan, sekolah pada prinsipnya terbuka untuk kepentingan umum. Namun ia meminta masyarakat turut menjaga ketertiban, keamanan, dan kebersihan ketika berada di lingkungan sekolah. Segala bentuk tindakan merusak atau penggunaan area sekolah tanpa izin harus dihentikan demi kenyamanan dan kelancaran proses belajar mengajar.
Di akhir keterangannya, ia memastikan bahwa sebagai pimpinan sekolah, WiFi Bakti Aksi tetap diaktifkan. Namun demi keamanan fasilitas dan lingkungan sekolah, pagar tidak akan dibuka untuk akses bebas masyarakat.
“Kami tetap mendukung masyarakat melalui internet Bakti Aksi. Tetapi keamanan sekolah juga harus dijaga,” tutup Pa No Peelman. (JM–AL).

