JURNALMALUKU-Pemerintah Kabupaten Maluku Barat melalui Dinas Kesehatan melaksanakan kegiatan Rembuk Stunting dalam rangka percepatan pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi di Maluku Barat Daya.
Kegiatan ini dipimpin oleh Bupati Maluku Barat Daya yang diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda MBD Johzes H. F. Leunufna didampingi Kepala Bappedalitbang Eduard J. S. Davidz, Plt. Kepala Dinas Kesehatan M. Rahakbauw, Ina Parenting MBD Ibu Rely Noach dan dihadiri oleh Pimpinan OPD terkait dan Kepala Puskesmas.
Stunting menjadi isu prioritas Nasional, setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Indonesia sebagai negara dengan status gizi buruk.
Penetapan ini didasarkan pada fakta kasus stunting di Indonesia melebihi batas toleransi yang ditetapkan WHO, yakni maksimal seperlima dari jumlah keseluruhan balita (sekitar 20 persen). Bahkan setelah terjadi penurunan hingga tujuh persen, jumlah balita stunting di Indonesia masih berada pada angka 30,7 persen.
Dalam sambutan Bupati Maluku Barat Daya, Benyamin Th. Noach yang dibacakan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda MBD Johzes H. F. Leunufna mengatakan, permasalahan stunting telah menjadi agenda Pembangunan Nasional dan Kabupaten Maluku Barat Daya, dan telah memasuki tahun ketiga ditetapkan sebagai salah satu Kabupaten lokus prioritas dalam penurunan stunting di Provinsi Maluku.
“Dengan tingkat prevalensi stunting yang cukup tinggi. Tahun 2019 tingkat prevalensi balita stunting di Kab.MBD mencapai 29,6 persen berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI),”ungkap Leanufna di Cafe Koli, Rabu (19/10/2022).
Dirinya mengatakan, tingkat prevalensi stunting masih tinggi, perlu segera kita atasi bersama, baik Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, individu maupun swasta harus bersinergi dan bersatu dalam upaya penanggulangan stunting.
“Sesuai Perpres 72 tahun 2021 telah ditetapkan 5 pilar strategis nasional percepatan penurunan stunting, yakni peningkatan komitmen dan visi pemerintah, peningkatan komunikasi perubahan prilaku dan pemberdayaan masyarakat, peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitif, peningkatan ketahanan pangan dan gizi, serta penguatan dan pengembangan sistem data, informasi riset dan inovasi,”tutur Leanufna.
Dirinya juga mengatakan, dalam rangka pelaksanaan strategi tersebut, maka hari ini kita mengadakan rembuk stunting. Saya harapkan dapat meningkatkan komitmen bersama dalam penurunan dan pencegahan stunting di Kab.MBD yang kita cintai.
Dalam sambutan Bupati, menyampaikan terima kasih kepada Ketua TP-PKK, Ibu Rely. Noach, selaku Ina Parenting Maluku Barat Daya bersama seluruh jajarannya yang senantiasa hadir di tengah masyarakat untuk bersama-sama dalam membantu dan memberikan motivasi kepada keluarga untuk tetap hidup sehat serta juga memberikan pengetahuan kemampuan keluarga untuk tetap memberikan perhatian dan makanan bergizi kepada setiap ibu hamil dan anak balita.
Dalam kesempatan yang sama, Ina Parenting Kab.MBD Ibu Rely Noach menyampaikan, stunting disebabkan karena kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, sehingga menyebabkan gangguan tumbuh kembang. Balita pengidap stunting memiliki tinggi badan lebih rendah atau pendek (kerdil) dibandingkan teman seusianya.
“Kondisi ini bukan saja menurunkan rasa percaya diri, tapi juga mempengaruhi kualitas sumber daya para balita hingga di masa mendatang. Yang menjadi kekuatiran utama adalah bukan pada ukuran tinggi badan anak, akan tetapi efek yang ditimbulkan dari kasus stunting, karena gizi buruk yang terjadi pada balita dalam waktu yang panjang sulit untuk diperbaiki, seperti penurunan kecerdasan dan rentan terhadap penyakit, serta resiko mengalami penyakit tidak menular di saat dewasa” tutur Ina Parenting.
Dirinya juga menambahkan, prevalensi stunting di Maluku Barat Daya cukup tinggi 29,6 persen dibandingkan pervalensi stunting Provinsi Maluku 28,7 persen hal ini menandakan perlunya kerja keras dan kerja ekstra untuk menurunkan angka pervalensi tersebut.
“Jika kita bekerja bersama, berkolaborasi bersama, kita akan mampu menurunkan angka stunting menuju target nasional yakni dibawah 20% di tahun 2024” harap ibu Rely.
Ina Parenting Kab.MBD menambahkan, kunci pencegahan kasus stunting adalah perhatian kepada ibu hamil dan balita dibawah 2 tahun, perlu diupayakan secara kesinambungan dalam memenuhi gizi spesifik dan gizi sensitif. memerlukan keterpaduan lintas sektor dan untuk mewujudkan hal ini diperlukan intervensi, perhatian dan kehadiran Pemerintah Daerah.
“Melalui pembangunan sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi dan pemahaman secara baik serta kepedulian masing-masing individu. Masyarakat juga mengoptimalkan peran dalam upaya menanggulangi stunting,”tuturnya.
Ina Parenting mengucapkan, terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berjuang bersama dalam berbagai upaya yang dilakukan dalam penanggulangan dan pencegahan stunting. Dirinya berharap moment hari ini memantapkan langkah bersama mewujudkan Maluku Barat Daya yang bebas stunting.
Perlu diketahui Rembuk Stunting ini membahas tentang peningkatan target lokus stunting, upaya dalam mengedukasi serta meningkatkan kesadaran masyarakat dalam percepatan penurunan angka stunting, komitmen OPD dan stakeholder lainnya dalam percepatan penurunan angka stunting melalui program orangtua asuh. Disamping itu juga penyelarasan program kegiatan dan sinergitas antar OPD terkait penganggaran dan afirmasi kebijakan dalam program percepatan penurunan angka stunting tahun 2023.(JM.ES).