JURNALMALUKU – Suhu politik di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) yang baru saja merayakan HUT ke-23 makin memanas. Menuju kursi panas paling berpengaruh nomor satu dan dua dari ujung Selaru sampai Molu Maru. Wacana untuk mengembalikan kejayaan Bumi Duan Lolat kian menggema, baik dari kaum elite negeri ini hingga akar rumput.
Dua nama yang digadang-gadang bakal mampu mengembalikan kejayaan tersebut yakni Lucas Uwuratuw – Dharma Oratmangun. Dimana Lucas yang merupakan mantan wakil Bupati pertama dan Dharma Oratmangun yang merupakan anak dari perintis Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) dan juga adalah Bupati Pertama di tanah adat Duan Lolat ini.
Menanggapi hal itu, Lucas Uwuratuw, mengatakan bahwa melihat situasi kabupaten belakang ini, kian memantapkan hati dan jiwanya untuk menyatakan sikap untuk maju dan bertarung pada pemilihan kepala daerah tahun 2024 mendatang. Menurut dia, modal besar daerah ini adalah kehadiran Blok Masela.
“Urang Wain Ning Kateman, mari jangan terpengaruh pada genderang yang ditabuh oleh orang luar. Jangan kita menari di atas genderang orang lain. Kita tabuh genderang kita dan menari dengan genderang kita sendiri,” tandasnya kepada media di Tanimbar, Jumat (7/10).
Sebab lanjut dia, gagasan kembalikan kejayaan Bumi Duan Lolat dengan membangun dari laut ke darat, merupakan mimpi besar dirinya bersama Salmon Joseph Oratmangun, saat keduanya diberikan kepercayaan tuk memimpin Maluku Tenggara Barat, yang saat itu masih digabung dengan Maluku Barat Daya (MBD) sebagai Bupati dan Wakil Bupati pertama. Dimana tentang “Raksasa yang sedang tidur” yakni gas alam abadi blok Masela.
“Jangan melupakan sejarah, bahwa blok abadi ini dibiayai dari APBD Pemda MTB era (SJO – LU) untuk survey. Jargon kita dimasa itu bahwa raksasa yang sedang tidur ini harus dibangunkan,” tandasnya.
Disingung tentang wacana kotak kosong yang selalu didengungkan, tegas Lucas, hal itu sah-sah saja diklaim oleh pihak yang akan maju dalam perhelatan politik tersebut. Tetapi benar atau tidak, semua itu membutuhkan dana yang sangat besar. Pasalnya, untuk mendapatkan satu perahu partai politik dengan sekian kursi wakil DPRD yang ada, tentu memakan biaya yang tak sedikit.
“Politik itu butuh kubang, butuh duit. Tetapi jangan lupa, setiap orang juga punya triknya sendiri. Apakah mahar itu melalui komunikasi politik untuk dapatkan rekomendasi parpol ya bisa saja. Bukannya sombong ya, tapi saya juga pernah membawa kejayaan Partai Golkar dimasa itu. Dan saat ini para petinggi partai di pusat, saya juga pernah ada dalam suksesi mereka,” tandasnya.
Sementara menyangkut dirinya digadang-gadang untuk berpasangan dengan Dharma Oratmangun, dirinya katakan segala kemungkinan dan peluang itu bisa saja terjadi. Begitu juga jika dirinya dipasangkan dengan petahana Petrus Fatlolon.
“Saya tetap membangun komuniksi yang baik dengan semua bakal calon,” ujarnya mengakhiri wawancara.
*** Dukungan Kaum Muda
Dukungan datang dari kaum muda intelek negeri ini. Dimana melihat kondisi Duan Lolat yang semakin terpuruk dengan ditetapkan sebagai Daerah Miskin Ekstrim, bahkan segudang persoalan yang enggan diselesaikan oleh pemerintahan lima tahun kemarin, maka dipandang perlu ada penyegaran bagi ingatan masyarakat terkait dengan kepemimpinan awal di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) yang kini nomenkkatornya telah di ubah menjadi Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT).
Presiden Mahasiswa Universitas Lelemuku Saumlaki Lamberth Tatang, menilai bahwa sejak Duan Lolat dipimpin awal oleh S J Oratmangun dan Lukas Uwuratuw, kalah itu, daerah ini terlihat adem-adem dan masyarakat merasa terlayani dan terwujudnya kesejahteraan mereka.
“Ketika kita melihat kebelakang pasca pemerintahan Pak SJ dan Pak Lukas dikalah itu, mengingatkan kita dan masih terasa, maka dipandang perlu dengan melihat politik Taninbar saat ini, banyak sekali kader-kader terbaik asal Tanimbar mulai dengan lantang menyatakan diri maju dalam pilkada di 2024 nanti, namun ketika saya melihat isu politik yang begitu bergensi itu, maka ketika Lukas disandingkan dengan Bung Dharma Oratmangun pada pilkada 2024 nanti, akan terlihat aroma MTB dengan program membangun dari laut ke darat akan dilanjutkan kembali,” ujar Tatang.
Disisi lain menurut Tatang, Tanimbar butuh penataan yang matang, guna memberikan perubahan atas kondisi Taninbar yang semakin memprihatinkan dan seluruh masyarakat Tanimbar saat ini merasa sangat susa. Baik para ASN hingga rakyat biasa. Sebut saja hak-hak rakyat hingga saat ini belum juga dibayarkan, sekian proyek mega dinilai mangkrak dan segudang persoalan yang sangat meresahkan di daerah yang terkenal dengan kain tenun Tanimbar ini. (JM/AM)