JURNALMALUKU – Malam di Taman Kota Saumlaki, Sabtu (4/10/2025), menjadi saksi lahirnya generasi baru Tanimbar. warga memadati arena terbuka itu untuk menyaksikan malam final Limriti Fendrewe, ajang bergengsi pemilihan Duta Tanimbar 2025 yang untuk pertama kalinya digelar di Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian puncak perayaan HUT ke-26 Kabupaten Kepulauan Tanimbar, yang diinisiasi Pemerintah Daerah bersama TP-PKK dan GAMKI mengusung tema “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Tanimbar Maju.”

Sebanyak 19 pasangan finalis muda-mudi terbaik dari berbagai kecamatan tampil memperebutkan gelar Duta Tanimbar. Mereka sebelumnya telah mengikuti pembekalan intensif di Pendopo Bupati, sebelum tampil di malam puncak yang menghadirkan empat sesi penilaian sarat makna dari penampilan budaya hingga uji wawasan dan karakter.
Malam final Limriti Frndrewe bukan sekadar ajang unjuk pesona, tetapi menjadi ruang lahirnya ide dan integritas generasi muda.

Pada sesi pertama, seluruh finalis tampil memperkenalkan diri, memperagakan busana khas daerah, menyampaikan motivasi inspiratif, serta menampilkan talent show yang menggambarkan kebanggaan atas budaya Tanimbar.
Sepuluh finalis terbaik kemudian melangkah ke sesi kedua, menjawab tantangan berpikir cepat dengan mendeskripsikan kata kunci acak dari fishball dalam waktu satu menit. Sementara lima besar finalis pada sesi ketiga diuji dengan pertanyaan reflektif yang menilai kedalaman berpikir dan pemahaman nilai-nilai daerah.

Babak tiga besar menjadi puncak ketegangan. Para finalis diuji langsung oleh dewan juri melalui pertanyaan mendalam seputar wawasan, visi, dan karakter kepemimpinan mereka sebagai calon duta muda Tanimbar.
Setelah melalui penilaian ketat, dewan juri menetapkan pasangan asal Kecamatan Tanimbar Utara, Andarias Metalmeti dan Sisanti Watratan, sebagai Juara I Duta Tanimbar 2025. Disusul Blasius Lolonlun dan Ursula Gracia Sainyakit (Kecamatan Wertamrian) di posisi kedua, serta Brigot Kora dan Maria Cery Dwi Ratini Ramliani sebagai juara ketiga.
Kemenangan Andarias–Sisanti disambut sorak riuh dan tepuk tangan panjang dari penonton. Momen penobatan itu bukan hanya kemenangan pribadi, melainkan juga simbol kebanggaan bagi Tanimbar Utara daerah yang kini mencatat sejarah baru di panggung budaya kabupaten.
Bupati Kepulauan Tanimbar Ricky Jauwerissa menegaskan bahwa Limriti Fandrewe bukan sekadar perlombaan, tetapi merupakan bagian dari strategi daerah untuk membangun regenerasi pelestari budaya Duan Lolat.
“Ajang ini harus kita pandang sebagai wadah pendidikan karakter dan kebudayaan. Ini bukan sekadar lomba, tetapi cara kita menumbuhkan kesadaran generasi muda akan jati diri Tanimbar,” ujar Bupati Ricky.
Ia berharap Limriti Fendrewe dapat dijadikan agenda tahunan daerah agar menjadi ikon pembinaan generasi muda yang berkepribadian kuat, kreatif, dan memiliki wawasan kebangsaan yang berpijak pada nilai-nilai budaya lokal.
Sementara itu, Wakil Bupati dr. Juliana Ch. Ratuanak mengingatkan pentingnya membangun karakter anak muda melalui pembiasaan nilai-nilai dasar budaya Tanimbar.
“Hal-hal sederhana seperti ucapan terima kasih, permisi, dan minta maaf adalah cerminan budaya kita. Dari rumah, anak-anak perlu dibentuk agar mengenal siapa mereka dan bagaimana menghargai sesama,” tegasnya.
Lebih dari sekadar malam penobatan, Limriti Fendrewe menjadi momentum penting bagi Tanimbar menatap masa depan dengan percaya diri.
Ajang ini mempertemukan potensi, kreativitas, dan semangat generasi muda untuk menjadi duta pembangunan yang berakar pada identitas daerah.(JM.ES).