JURNALMALUKU-Dalam rangkaian momentum Perayaan HUT Ke-87 Gereja Protestan Maluku, Pengurus Cabang Perkumpulan Senior (PCPS) GMKI Cabang Tiakur kembali melakukan aksi kemanusiaan. Kegiatan yang dilakukan ialah datang dan mengunjungi salah seorang anak yang mengalami penderitaan sakit selama 14 tahun terakhir.
Sekretaris PCPS GMKI Cabang Tiakur, Jefry R. Rehiraky, A.Md dalam keterangannya dijelaskan bahwa kunjungan saat ini merupakan kunjungan kedua yang sudah dilaksanakan PCPS GMKI Tiakur.
“Hari ini kami kembali mengunjungi adik Piter Serpiela (penderita sakit red) dengan membawa beberapa bantuan sembako. Tidak banyak yang diberikan, mohon diterima”, ungkapnya.
Ia menjelaskan, kami sengaja memilih hari ini karena masih dalam semangat HUT Ke-87 Gereja Protestan Maluku (GPM) sehingga kegiatan ini menjadi pesan bagi semua orang untuk saling peduli dan memberikan empati bagi sesama yang membutuhkan.
“Aksi kepedulian seperti ini belum terlalu digaungkan atau belum menjadi budaya kita saat ini. Padahal aksi seperti ini merupakan panggilan kita bersama sebagai pengikut Kristus”, imbuhnya.
Ia berharap, anak terkasih terus bertumbuh dan diberkati Tuhan dan dalam pengharapan, Anak Piter dapat sembuh.
Sementara itu, Ibundanya, Sin Serpiela/Leunupun, mengungkapkan banyak terima kasih atas kepedulian yang ditunjukan hari ini. Terima kasih banyak karena mau berbagi dengan anak terkasih.
Ia mengisahkan, anak ini (Piter red) pernah sakit demam tinggi saat usianya belum satu tahun dan karena demam tinggi itu membuat anak ini mengalami pertumbuhan yang lambat, bahkan ia sering sakit-sakitan hingga usia yang ke-14 ini.
“Kami sudah berjuang sekuat tenaga untuk kesembuhan anak terkasih tapi hingga saat ini belum terwujud. Anak ini tidak bisa berjalan, bahkan indra pendengaran dan penglihatan tidak berfungsi dengan baik”, kisahnya.
Ia berharap, Tuhan mendengar doa yang selama ini dinaikan, juga mungkin ada pendampingan tenaga medis maupun bantuan lainnya sehingga ada pengobatan lanjutan.
“Kami ingin sekali membawa anak ini untuk pengobatan di Makassar atau di Jawa tapi karena keterbatasan dana, keinginan ini belum tercapai. Karena dulu pernah diobati oleh dokter di Tual maupun Ambon tapi ada saran untuk dirujuk ke rumah sakit yang lebih baik”, harapanya.
Untuk diketahui, orang tua dari Piter Serpiela, yakni Roy Serpiela sehari-hari bekerja sebagai pekerja buruh Pelabuhan dan istrinya Sin Serpiela sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga.(JM)