JURNALMALUKU-Pernyataan Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Saumlaki terkait layanan listrik di Tanimbar Utara tidak sesuai, akademisi Universitas Lelemuku Saumlaki Mekitekson Melayaman, S.Sos., M.I.P. angkat bicara.
Menurut Melayaman, pernyataan menager UP3 PLN di salah satu media Online tidak sesuai kenyataan. Harus transparan ke Publik Tanimbar, apa masalah sesungguhnya layanan listrik pada Kantor Pelayanan PLN Larat.
“Manager UP3 menyampaikan bahwa PLN Larat mengalami surplus listrik dan telah melakukan layanan 18 Jam (18.00-12.00 WIT) di Kecamatan Tanimbar Utara adalah suatu kebohongan yang disampaikan ke publik karena jauh dari realitas,”terang Melayaman kepada media via WhatsApp, Minggu (9/10/2022).
Mantan aktivis Fisip Universitas Pattimura ini menyampaikan, jika mengalami surplus listrik, mengapa cenderung pemadaman listrik sepihak? Mengapa layanan listrik tidak 18 jam, tapi layanannya terkadang 12 jam, 14 jam dan bahkan hari ini terjadi pemadaman bergiliran?
“Sebelumnya Permasalahan PLN Larat ada pada mesin pembangkit listrik, sehingga Pemda KKT melakukan pengadaan 2 unit mesin pembangkit listrik tenaga disel berkapasitas 250 kilovolt/unit dengan harga kurang lebih 400 juta/unit dalam membantu layanan listrik bagi masyarakat di Tanimbar Utara, walau diduga pengadaan dua mesin tersebut tidak spesifikasi dan terjadi mark up,”tuturnya.
Dirinya menegaskan, pengadaan dua unit mesin itu juga tidak memberikan perubahan apa-apa terhadap permasalahan listrik di Tanimbar Utara.
“Jika permasalahannya ada pada jaringan distribusi, itu sudah menjadi tanggungjawab pihak PLN karena jaringan distribusi sudah berusia tua dan harus diganti. Kalau alasannya adalah jarak dan sulit bagi rekannya untuk ganti tiang yang keropos, sangat tidak logis,”kata Melayaman.
Dirinya menerangkan, Pulau larat itu tidak banyak bukit, tidak sama seperti di Yamdena. Tiang listrik berada di sepanjang jalan pulau Larat yang sangat mudah diakses karena jalan raya sangat bagus sampai ke Desa Lamdesar Timur.
“Jangan salahkan pelanggan karena layanan PLN sangat jauh dari harapan. Jangan jadikan tunggakan biaya listrik langganan untuk menutupi layanan yang buruk. PLN kan punya standar operasional prosedur, Jika ada pelanggan yang tidak membayar ya diberi sanksi. Pelanggan yang menggunakan token listrik kan tidak repot lagi. Tidak membeli pulsa listrik ya silakan nikmati kegelapan,”jelas Dosen Mudah Lelemuku
Layanan listrik, kata Melayaman, menyala 24 Jam adalah harapan publik di Tanimbar Utara dalam meningkatkan ekonomi masyarakat, layanan kesehatan, pendidikan dan layanan publik lainnya.
“Coba dibayangkan jika ada pasien yang membutuhkan oksigen atau ibu hamil yang sementara melahirkan di RSUD Anaktototi atau di Puskesmas Rawat Inap, tiba-tiba terjadi pemadaman listrik,”tanya Melayaman.
Dirinya menambahkan, harapan listrik menyala 24 jam ini juga karena janji mantan Bupati KKT, Petrus Fatlolon di mimbar Gereja Katolik Larat, yang katanya sudah berkomunikasi dengan pihak PLN bahwa listrik akan menyala 24 jam di Tanimbar Utara pada tanggal 20 Desember 2021. Namun faktanya hingga saat ini tidak terealisasi.
“Apakah PLN yang menipu mantan Bupati Petrus Fatlolon? Atau Bupati Petrus Fatlolon yang menipu umat dan masyarakat Larat,”katanya.
Melayaman juga menerangkan, Daerah lain di Indonesia, misalnya di Kalimantan dan Papua yang jumlah pelangganya kurang lebih 1.200 pelanggan namun sudah mendapat layanan listrik 24 jam. Mengapa di Tanimbar Utara tidak bisa layanan 24 jam? Masalahnya ada pada PLN, apakah PLN punya komitmen untuk menerangi daerah 3T dan mewujudkan keadilan sosial atau tidak. Kalau punya komitmen, silakan berinvestasi dengan membangun infrastruktur PLN yang dapat melayani masyarakat 24 jam.
“Masalah PLN Larat harus dirumuskan secara komprehensif, dan menyampaikannya secara jujur serta terbuka kepada publik. Apakah itu masalah manajemennya, anggaran, SDM yang terbatas, mesin pembangkit listrik maupun jaringan distribusinya sehingga terang benderang ke publik. Kalau tidak bisa menerangi masyarakat dengan listrik, minimal menerangi dengan informasi,”tutupnya.(JM.ES).