JURNALMALUKU – Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLHS), Panitia Hari Besar Gerejawi (PHBG) Jemaat GPM Sejahtera bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kepulauan Tanimbar menggelar kegiatan senam sehat yang dirangkaikan dengan peluncuran Bank Sampah, Sabtu (7/6/2025), bertempat di kawasan Pasar Omele, Saumlaki.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian lingkungan, sekaligus menindaklanjuti seruan global untuk mengurangi polusi plastik. Searah dengan tema “Hentikan Polusi Plastik” menjadi dasar bagi pelaksanaan berbagai aksi lingkungan dalam kegiatan tersebut.

Peluncuran Bank Sampah menjadi salah satu agenda utama sebagai langkah konkret dalam mendukung pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Selain itu, kegiatan juga diisi dengan senam sehat bersama, pembagian sembako kepada petugas pengangkut sampah, penyediaan layanan pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat serta doorprize kepada peserta aktif sebagai bentuk apresiasi.
Ketua Majelis Jemaat GPM Sejahtera yang juga Sekretaris Klasis GPM Tanimbar Selatan, Pdt. Maryo Lawalata dalam sambutannya menekankan pentingnya peran gereja dalam menjaga kelestarian lingkungan sebagai bagian dari panggilan iman.

“Tanggung jawab atas alam bukan hanya menjadi beban pemerintah atau aktivis lingkungan, tetapi juga menjadi bagian dari spiritualitas umat. Gereja harus tampil sebagai pelopor dalam membangun budaya hidup bersih dan ramah lingkungan,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa gereja harus mendorong perubahan perilaku umat, termasuk dalam hal memilah sampah, mengurangi pemakaian plastik, serta berpartisipasi aktif dalam program-program lingkungan yang digagas oleh jemaat maupun pemerintah.

Sementara dalam sambutan Sekda Kepulauan Tanimbar Brampy Muryolkosu menegaskan, pentingnya perubahan pola hidup masyarakat dalam upaya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Ia mendorong masyarakat untuk mulai menggunakan kantong belanja dan botol minum (tumbler) pribadi sebagai langkah awal yang sederhana namun berdampak besar.
“Gerakan Hentikan Polusi Plastik bukan hanya slogan, melainkan bentuk tanggung jawab kolektif dalam menghadapi tiga tantangan utama global, yakni perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi lingkungan,” ujar Muryolkosu.

Moryolkosu juga mengutip data dari United Nations Environment Programme (UNEP) yang menyebutkan bahwa dunia memproduksi lebih dari 400 juta ton plastik setiap tahun, namun hanya sekitar 10 persen yang berhasil didaur ulang. Sisanya mencemari tanah, sungai, laut, bahkan masuk ke rantai makanan manusia.
Di tingkat nasional, berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2023, Indonesia mencatat total timbunan sampah sebesar 56,6 juta ton, dengan sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20 persen merupakan sampah plastik. Sayangnya, hanya 39 persen dari total tersebut yang berhasil dikelola secara layak.
Kapolres Kepulauan Tanimbar, AKBP Umar Wijaya, dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa upaya pengurangan sampah tidak bisa berjalan efektif tanpa dukungan dan kesadaran dari seluruh elemen masyarakat.
“Kesadaran masyarakat sangat penting dalam mengurangi sampah. Tanpa peran aktif masyarakat, program-program pengelolaan sampah tidak akan berhasil,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan dapat meningkat, serta tercermin dalam tindakan nyata di kehidupan sehari-hari.(JM.ES).