JURNALMALUKU—Halaman Ruko Tiakur dalam dua hari terakhir dipadati ratusan jemaat dari berbagai wilayah pelayanan GSJA, mulai dari Lemola, Mdona Hyera hingga Kepulauan Babar. Mereka berkumpul mengikuti rangkaian Perayaan 36 Tahun Pelayanan Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) yang dirangkai dengan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR), berlangsung 25–26 November 2025.
Wakil Bupati Maluku Barat Daya (MBD), Agustinus L. Kilikily, turut hadir bersama jajaran Forkopimda dan para pimpinan perangkat daerah. Kehadiran sejumlah tokoh agama serta figur masyarakat semakin menambah kekhidmatan ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Mell Atock dari GSJA Amazing Grace Kupang.

Dalam sambutannya, Wabup Kilikily menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan rohani berskala besar di Tiakur. Ia menyebut momentum ini sebagai ruang bagi jemaat untuk menguatkan kembali nilai iman di tengah tantangan hidup. Salam budaya “Kalwedo” turut ia sampaikan sebagai simbol penghormatan dan persatuan masyarakat MBD.
Ia menilai tema perayaan tahun ini, “Tuntutan Zaman bagi Orang Kristen”, adalah pesan penting agar umat tetap menjadi teladan, menjaga karakter, serta memberikan pengaruh positif bagi lingkungan. Ia menegaskan pula bahwa kerukunan antarumat beragama merupakan pilar kokoh dalam pembangunan daerah yang masyarakatnya hidup di tengah keberagaman.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten MBD, Nansij Latuheru, juga memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan kegiatan tersebut. Menurutnya, KKR menjadi sarana memperkuat hubungan antarjemaat sekaligus meneguhkan moderasi beragama.
Sementara itu, Gembala Sidang GSJA Tiakur, Pdt. Nathan Yakobus, mengajak jemaat mengenang kembali awal perjalanan pelayanan GSJA di wilayah itu. Ia menyinggung perjuangan para perintis gereja yang bekerja dengan penuh pengorbanan di daerah terpencil. Pdt. Nathan juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah daerah, Kemenag, dan kepolisian yang selama ini mendukung keberlangsungan pelayanan.
Memasuki usia ke-36, ia berharap GSJA semakin matang dalam pelayanan dan terus menjadi berkat bagi masyarakat dari Letti, Moa, Luang, Sermata, hingga Babar.
Acara ditutup dengan ucapan syukur dan doa bersama agar pelayanan GSJA di seluruh wilayah tetap bertumbuh, menjadi sumber kedamaian, serta memperkuat kehidupan berjemaat di MBD. (JM–RED).


