JURNALMALUKU–Gerakan Mahasiswa Maluku Barat Daya (GEMA–MBD) kembali menegaskan eksistensi dan komitmen perjuangannya melalui deklarasi resmi yang berlangsung di Lapangan Merdeka Ambon, Minggu (23/11/2025). Deklarasi ini dipimpin langsung oleh Ketua Tim Koordinator (Timkor), Jesrinto M. Kay, dan dihadiri para mahasiswa asal Maluku Barat Daya (MBD) yang berdomisili di Kota Ambon dan sekitarnya.
GEMA–MBD yang berdiri sejak 23 Maret 2012 lahir dari proses panjang perjuangan mahasiswa demi menjaga semangat persatuan, kesatuan, serta identitas daerah. Dengan latar wilayah MBD yang terdiri dari 17 kecamatan dan puluhan pulau, mahasiswa MBD memiliki kekuatan pemersatu yang tak terpisahkan, yaitu spirit Kalwedo.
Dalam naskah deklarasi yang dibacakan, mahasiswa MBD menegaskan bahwa mereka adalah generasi penerus bangsa sekaligus pewaris harapan para proklamator. Karena itu, perjuangan mereka tidak dapat dilepaskan dari upaya memajukan Indonesia secara nasional, Maluku secara regional, dan Kabupaten MBD secara lokal.
Forum GEMA–MBD, ditegaskan dalam deklarasi tersebut, merupakan ruang pembentukan karakter dan kedewasaan perjuangan. Organisasi ini menjadi wadah bagi anak-anak daerah untuk menemukan jati diri, mengasah idealisme, serta bersinergi dengan pemerintah daerah demi menjawab tuntutan masyarakat MBD yang selama ini kerap terabaikan oleh oknum-oknum pemimpin yang dianggap tidak bertanggung jawab.
Meski telah menorehkan banyak capaian dan terobosan, GEMA–MBD juga mengakui adanya tantangan dan kegagalan, termasuk maraknya praktik black campaign, fitnah, hoaks, dan nepotisme dari sebagian oknum yang menyebabkan disintegrasi di masyarakat. Karena itu, deklarasi ini sekaligus menjadi titik pembaruan semangat gerakan mahasiswa MBD.
Atas kegelisahan dan panggilan sejarah tersebut, mahasiswa MBD menyatakan empat komitmen utama:
1. Menghimpun diri dalam Gerakan Mahasiswa Maluku Barat Daya sebagai upaya mempererat rasa persaudaraan dan menjawab tanggung jawab moral mahasiswa daerah.
2. Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, serta secara khusus memperjuangkan masa depan Kabupaten MBD sebagai roh organisasi.
3. Menyelenggarakan Kongres GEMA–MBD sebagai langkah konsolidasi dan penegasan arah perjuangan.
4. Mengecam seluruh oknum yang mencoba menodai dan menggagalkan spirit perjuangan mahasiswa MBD.
Deklarasi tersebut ditutup dengan seruan penuh tekad, bahwa mahasiswa MBD siap menjadi Agen perubahan dan Kontrol sosial demi tanah kelahiran mereka, bahkan “sampai titik darah penghabisan”. Dengan semangat Kalwedo, mereka memohon restu Tuhan Yang Maha Esa dan para pendahulu agar perjuangan ini tetap diberkati dan diberi jalan. (JM–AL).

