JURNALMALUKU–Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pattimura menggelar Maluku Economic Talk 2025 dengan tema “Menakar Arah Pembangunan Ekonomi Maluku: Antara Data, Realita, Harapan Masyarakat, dan Masa Depan Daerah”, pada Selasa (4/11/2025), bertempat di Fakultas tersebut.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Hubungan Masyarakat, dan Alumni, Dr. Nur Aida Kubangun, S.Pd., M.Pd., dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan secara resmi, mengatakan bahwa forum ini merupakan wujud komitmen bersama antara akademisi, mahasiswa, pemerintah, dan pelaku ekonomi untuk mendorong kemajuan pembangunan daerah.

Ia menegaskan bahwa masa depan Maluku adalah tanggung jawab bersama. Peran akademisi, menurutnya, tidak hanya mendidik tetapi juga membentuk kemampuan berpikir kritis mahasiswa agar dapat memberi masukan yang konstruktif bagi pemerintah daerah.
Dalam penyampaiannya, Dr. Kubangun juga menyoroti kondisi ekonomi Maluku yang masih berada pada kategori miskin secara nasional. Ia berharap pemerintah daerah terus membenahi kekurangan, termasuk memberi perhatian lebih pada dunia pendidikan dan dukungan terhadap mahasiswa, terutama mereka yang berprestasi di tingkat nasional.
“Kami berharap terjalin kerja sama yang lebih erat antara pemerintah dan perguruan tinggi, khususnya dalam pembiayaan kegiatan mahasiswa berprestasi,” ujarnya.
Menutup sambutan, Dr. Kubangun mengajak seluruh peserta untuk terbuka terhadap kolaborasi dan terus berbagi gagasan demi kemajuan bersama. “Mari kita saling mengkritisi, saling mengisi, dan membangun Maluku yang lebih baik,” harapnya.
Sementara itu, Sekretaris ISMEI Wilayah XI, Ahmad Fadli, dalam sambutannya menyampaikan bahwa meskipun data statistik menunjukkan pertumbuhan ekonomi Maluku yang positif, manfaatnya belum sepenuhnya dirasakan masyarakat yang berada di daerah terpencil, termasuk nelayan, petani, dan pelaku UMKM.
“Tema ini bukan hanya kalimat akademik, tetapi cermin dan panggilan — cermin untuk melihat fakta, dan panggilan untuk menentukan arah pembangunan dengan keberpihakan yang jelas kepada masyarakat,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti potensi besar Maluku di bidang kelautan, perikanan, dan pertanian yang dapat membawa daerah ini menjadi poros ekonomi maritim di kawasan Indonesia Timur jika dikelola secara optimal. Melalui forum ini, ia berharap muncul rekomendasi strategis yang dapat disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Maluku sebagai dasar kebijakan pembangunan yang lebih inklusif.
Ahmad Fadli turut menegaskan komitmen ISMEI Wilayah XI sebagai jembatan antara akademisi dan realita sosial. “Kami bertekad menjadi mitra kritis dan konstruktif bagi pemerintah serta ruang kolaborasi bagi anak muda yang ingin melihat Maluku tumbuh adil dan berdaulat secara ekonomi,” tuturnya.
Ia mengajak mahasiswa ekonomi untuk tidak berhenti pada teori, melainkan aktif menjadi motor perubahan. “Kita bukan sekadar pencatat angka, kita adalah penggerak perubahan. Masa depan Maluku lahir dari mereka yang berani bermimpi, bersuara, dan bekerja,” pungkasnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama para narasumber: Anggota DPRD Provinsi Maluku Komisi III, Halimun Sauatu, S.E.; Perwakilan Bappeda Provinsi Maluku, Dr. Anthon A. Lailossa, ST., M.Si.; serta Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Ambon, Dr. Ronald H. Lekransy, ST., M.Si. Acara ditutup dengan penyerahan plakat penghargaan kepada para narasumber. (JM–AL).

