JURNALMALUKU – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Ambon mengirim sinyal keras kepada panitia seleksi kepala sekolah di Provinsi Maluku. Dalam pernyataan resminya, Sekretaris Cabang GMKI Ambon, Benny Jermias, menyebut proses seleksi yang tengah berlangsung patut diapresiasi, namun di sisi lain juga menyimpan aroma kejanggalan yang tak bisa dibiarkan begitu saja.
“Kami apresiasi langkah Lewerissa–Vanath yang bergerak cepat menata kepemimpinan sekolah, tapi kami juga punya catatan kritis. Proses seleksi ini sedang kami pantau ketat,” tegas Benny kepada wartawan, Jumat (2/8/2025).
GMKI menyoroti dugaan sejumlah peserta seleksi yang diloloskan secara administratif, padahal tidak memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam Permendikdasmen No. 7 Tahun 2025. Di antaranya, terdapat calon kepala sekolah yang melebihi batas usia 55 tahun dan calon lain yang tak memiliki rekam jejak pengalaman manajerial, baik di sekolah maupun institusi serupa.
“Kami juga temukan peserta yang sudah memiliki NUKS (Nomor Unik Kepala Sekolah), tapi tetap dipaksa ikut tes ulang. Sementara banyak kepala sekolah aktif yang belum punya NUKS, justru dibiarkan melenggang tanpa ikut seleksi. Ini cacat logika dan sarat praktik tebang pilih,” ungkap Benny.
Menurut alumnus Prodi Bahasa Inggris Unpatti ini, GMKI telah menerima sejumlah aduan publik dan langsung melakukan klarifikasi ke lapangan. Hasilnya, menunjukkan indikasi bahwa seleksi tidak sepenuhnya dijalankan secara akuntabel dan terbuka.
“Kami mempertanyakan indikator penilaian panitia. Jika NUKS itu syarat mutlak, mengapa masih ada kepala sekolah definitif yang tak memilikinya tapi tetap menjabat? Sementara yang sudah punya, malah harus ulang tes. Ini permainan apa?” kritiknya tajam.
Benny juga mendesak Penjabat Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Maluku untuk tidak tutup mata terhadap dinamika yang berkembang. GMKI, katanya, tidak akan segan membuka data dan fakta jika panitia seleksi dinilai bekerja tidak profesional.
“Seleksi ini menyangkut mutu pendidikan Maluku. Jangan main-main dengan integritas. Jangan coba-coba meloloskan yang tidak layak dan menggugurkan yang sah. Kami GMKI akan terus mengawal. Sekali lagi: hati-hati, kami sedang memantau,” pungkasnya.(JM.ES).


 
             
         
         
         
         
         
         
         
        