JURNALMALUKU— Dapil Babar–Damer kembali menguatkan denyut politiknya setelah Konfercab IV PDI Perjuangan MBD pada 2 Desember 2025. Dua Srikandi pewaris garis merah perjuangan, Shanty Tutuala dan Aprilia Tiwery, kini resmi berdiri dalam satu barisan, menyatukan langkah di bawah panji banteng moncong putih—panji yang sejak lama menjadi simbol keberanian, keteguhan, dan pengabdian kepada rakyat kecil.
Shanty Tutuala adalah kader yang sejak awal setia menjaga kibaran merah PDIP bahkan sekarang duduk sebagai Anggota DPRD MBD Periode 2024-2029. Sementara itu, Aprilia Tiwery yang sebelumnya berjuang dari partai lain, kini kembali ke rumah politik yang sesungguhnya—rumah besar PDIP, tempat ideologi, sejarah, dan garis perjuangan yang tertanam kuat. Bersatunya dua Srikandi ini bukan kebetulan, melainkan kelanjutan dari garis sejarah yang tidak terputus oleh waktu.

Keduanya merupakan putri dari dua tokoh besar PDIP MBD yang pernah duduk bersama memperjuangkan kepentingan rakyat di DPRD periode 2009–2014: almarhum Wellem Pakniany dan almarhum Seli Tiwery. Kini, semangat dua almarhum itu seakan hidup kembali melalui generasi penerus mereka yang memilih tetap berada di jalur merah ideologis PDIP.
Bergabungnya Aprilia ke tubuh PDIP tidak sekadar menambah jumlah kader. Ini adalah peneguhan kekuatan politik perempuan di Babar–Damer. Pengalamannya bertarung dua kali dalam Pileg MBD serta jejak panjang keluarganya di PDIP menjadikan kehadirannya sebagai energi tambahan yang memperkokoh blok perjuangan partai menghadapi kontestasi 2029.

Shanty Tutuala memberikan sambutan yang penuh keyakinan, menegaskan bahwa PDIP adalah rumah politik yang tidak pernah menutup pintu bagi mereka yang ingin bekerja tulus untuk rakyat.
“PDI Perjuangan menerima saudari Aprilia dengan terbuka. Ayahnya, almarhum Seli Tiwery, adalah tokoh PDIP yang dihormati seluruh kader. Kehadiran Aprilia bukan ancaman—ini adalah kekuatan baru bagi PDIP, terutama bagi perempuan pejuang di Babar–Damer,” tegas Shanty.
Shanty juga menekankan bahwa PDIP tidak membangun politik berbasis intrik atau persaingan sesama kader. Yang dibangun adalah soliditas dan gotong royong.
“Bagi saya, kehadiran Usi Aprilia adalah tambahan tenaga perjuangan. Kita tidak bicara siapa melampaui siapa; kita bicara bagaimana bekerja keras bersama demi rakyat Babar–Damer,” ujarnya.
Dari tempat terpisah, Aprilia Tiwery menyatakan terima kasih dan kesiapannya memikul amanah sebagai bagian dari keluarga besar PDIP, bahkan langsung ditugaskan sebagai Fungsionaris DPC MBD.
“Saya berterima kasih kepada PDIP MBD, DPD PDIP Maluku, hingga DPP yang memberi ruang dan kepercayaan kepada saya. Ini amanah yang harus dijaga. Sebagai kader baru, saya mohon bimbingan agar setiap langkah politik saya tetap berada di garis perjuangan, tidak menyimpang dari ideologi partai,” kata Aprilia dengan tegas.
PDIP menatap Pileg 2029 dengan penuh keyakinan. Dua almarhum tokoh PDIP, Wellem Pakniany dan Seli Tiwery, pernah mengukir sejarah dengan menciptakan dua kursi dari dapil yang sama. Kini, Shanty dan Aprilia diharapkan mampu meneruskan jejak itu, bahkan melampauinya.
Dengan bersatunya dua Srikandi ini, PDIP bukan hanya memperkuat struktur politik di dapil Babar–Damer, tetapi juga menegaskan bahwa regenerasi kader perempuan berjalan dengan baik. PDIP kembali menunjukkan dirinya sebagai partai yang tidak sekadar menambah anggota, tetapi menumbuhkan pejuang—pejuang yang siap bekerja bersama rakyat dan memegang teguh ideologi. (JM-EA

