JURNALMALUKU— Dinamika politik di Bumi Kalwedo kembali menorehkan babak baru yang menarik dan bersejarah. Dalam prosesi Konferensi Cabang (Konfercab) IV Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), tampak jelas arah perubahan dan konsolidasi kekuatan politik di daerah ini.

Bagaimana tidak, sejumlah eks pimpinan Partai NasDem Kabupaten MBD resmi memilih bergabung dengan partai berlambang banteng moncong putih tersebut. Laurens HK Boreel, Frits Pera, Aprilia Tiwery, dan Daniel Rahyara kini telah mengenakan seragam merah perjuangan. Peristiwa bersejarah ini terjadi di Serbaguna Tiakur Beach Inn pada Selasa (02/12/25). Bahkan tiga di antaranya langsung diberikan mandat organisasi sebagai fungsionaris DPC PDI Perjuangan MBD hasil keputusan Konfercab IV.

Keputusan politik Boreel dan kawan-kawan meninggalkan Partai NasDem dalam sepekan terakhir memang menjadi sorotan publik. Teka-teki terkait arah politik mereka pun akhirnya terjawab di Konfercab IV PDI Perjuangan MBD.

Menanggapi dinamika tersebut, Ketua DPC PDI Perjuangan MBD, Petrusz A. Tunay, dalam keterangan resminya kepada media ini sesaat setelah penutupan Konfercab IV PDI Perjuangan MBD, menegaskan bahwa seluruh proses penerimaan dan penugasan terhadap para kader baru telah berjalan sesuai mekanisme partai.
“Soal bergabungnya beberapa mantan pimpinan Partai NasDem MBD dan penugasan mereka sebagai fungsionaris DPC, perlu saya tegaskan bahwa semuanya berjalan sesuai mekanisme. Setelah pembacaan struktur dan komposisi DPC, kami melihat perlunya penguatan organisasi untuk perjalanan PDI Perjuangan MBD pada periode 2025–2030,” ungkap Tunay.

Ia menambahkan bahwa partai besutan Megawati Soekarnoputri itu selalu membuka ruang bagi siapa pun yang datang dengan niat baik, kesiapan bekerja, dan komitmen terhadap garis ideologi partai.
“Memang benar, ada sejumlah mantan pimpinan NasDem yang menyatakan sikap politiknya dan memilih bergabung dengan PDI Perjuangan. Kami kemudian melakukan penyesuaian struktur dan memberikan mandat sesuai kebutuhan organisasi dan kapasitas masing-masing. PDI Perjuangan adalah partai terbuka dan modern. Siapa pun yang beritikad baik akan kami terima secara proporsional,” tegasnya.
Di tempat yang sama, pernyataan senada disampaikan oleh Jafry Taihuttu, Wakil Ketua Bidang Reformasi Sistem Hukum Nasional DPD PDI Perjuangan Maluku. Kepada JurnalMaluku.com, Jafry menegaskan bahwa PDI Perjuangan sejak awal berdiri sebagai rumah besar perjuangan yang berpijak pada semangat gotong royong dan keterbukaan.
“PDI Perjuangan adalah rumah ideologi. Siapa saja yang kapasitas, kapabilitas, dan rekam jejak perjuangannya teruji, dan dengan kesadaran penuh ingin berjalan dalam satu rampak barisan—barisan ideologi, barisan organisasi, dan barisan perjuangan rakyat—maka pintu partai selalu terbuka,” ujarnya.

Menurut Jafry, langkah partai menerima para eks pimpinan NasDem tersebut bukan semata-mata soal penambahan individu, melainkan upaya memperkuat marwah partai, meneguhkan disiplin organisasi, dan memperkokoh garis perjuangan kerakyatan di Maluku Barat Daya.
“Pilihan politik setiap orang harus dihormati sebagai kehendak bebas dan tanggung jawab moralnya. Selama mereka siap tunduk pada konstitusi partai dan bekerja untuk rakyat, maka mereka adalah bagian dari keluarga besar PDI Perjuangan,” imbuhnya.
Konfercab IV PDI Perjuangan MBD tidak hanya menjadi ajang pergantian struktur, tetapi juga momentum penegasan kembali komitmen perjuangan partai. Masuknya empat tokoh politik berpengalaman diyakini akan memperkuat soliditas organisasi, dari tingkat ranting, PAC, hingga DPC, menuju kemenangan politik pada periode mendatang.
Obor perjuangan PDI Perjuangan di Bumi Kalwedo kini makin menyala—ditopang oleh semangat baru, energi baru, dan komitmen bersama untuk terus bekerja bagi rakyat MBD dalam satu komando perjuangan partai. (JM-EA).

