Pdt. Tari. Loilolia – Lebelau, 28 Oktober 2023 _00.29 WIT
Dulu ku mengenal Kisar hanya sebatas
Lagu GUGUSAN KEPULAUANKU MALUKU TENGGARA di 8 kecamatan.
Tapi kini ku menemuinya dengan kedua bola mata dan pijakan kaki tepat di atas tanah ini. YOTOWAWA RAIDAISULI
Kata mereka Ini tanah Kaisar takhta penguasa yg menurunkan marga dan mata rumah, membagi tanah dan harus menjaganya.
Kisar namanya, Pulau karang nan indah Di perbatasan selatan Negeri Seribu Pulau.
Dari atas Sanus 71, aku melihat pada pandangan pertama Panas, gersang dan tandus di deretan karang, bukit dan pasir. Banyak pertanyaan yang berkeliaran di isi kepala
Tapi ternyata kehidupan tumbuh dengan subur dan teduh, meranggas seperti sopi Koli yang diincar, honoli menari dengan bebas. Anak Negeri berbudaya luhur.
Oh pulau Kisar Yotowawa Raidaisuli,
Meski Timor Lorosai sangat Dekat
Tapi merah-putih mengakar di hati,
berkibar kencang di atas karang terjal
Tempat para pengelana menaikan doa2 sambil sesekali memandang sunset dan sunrise tanda kehidupan tetap terjaga.
Yotowawa Raidaisuli indah namamu.
Di atas batu2 cadas, tanah kering,
pohon koli subur tumbuh memberi air segar.
Meski pohon Ara tak berbuah, pohon zaitun hanya satu dan Korma pun begitu, tapi mencintai tanah ini sehingga ikut melestarikan kehidupan.
Di tanah kering dan tandus kata mereka
ada barisan bukit batu dan lembah
Tangkapan pandangan mata indah diantara kawanan domba dan kambing serta lembut sapi, mereka hidup dengan jenaka Seleksi alam jadi tanda tanah ini sungguh kaya.
Kata mereka lagi, pohon-pohon kelor yang subur adalah satu bukti betapa kehidupan menunjukan gengsi ketika bisa bersaing di negeri orang.
Di Koonmahaku Wairaka Lebelau
di atas atas meja makan ada cinta terlihat. Nasi jagung, kuah kelor panas, ikang tarbang goreng, sambal, pisang rabus, tambah Pae Deng Inai pu senyum cinta. Berkat Tuhan sungguh-sungguh nyata. Trimkasi namori mam pap e
Tak perlu sampai di Israel untuk menemukan Kaki Dian bahkan sinagoge. Tak perlu sampai ke Banda untuk menemukan benteng peninggalan penjajah.
Di Yotowawa Raidaisuli
Ia ada…. Ia Nyata…
Mungkinkah ini satu dari sejarah yang dilupakan ???
Meher dan woirata tak boleh hilang ditelan jaman apalagi teknologi moderen.Meher harus tetap segar seperti sageru pagi.Woirata harus tetap manis seperti lemon Kisar, Ikatan pemersatu yang bikin Leluhur bangga memandangmu, dari Pintu depan Waku Manaruri bahkan dari ketinggian Tounlapa
Ku melihat Karya Sang Hidup yang tak ada duanya.
Semua jiwa muda berjumpa di satu musim yang terulang kembali. Dengan ide, karsa dan cipta yang beraneka.
Kesejukan terlihat sungguh di perayaan akbar ini. Tenang, santun, ramah bahkan sesekali humoris. Semoga bukan setingan momentum saja. Tetaplah begitu….
Rindu melihat damai berlaga dengan anggun di atas palu dan setiap surat keputusan. Dan Rindu itu pun sampailah.Berjalan bersama dalam kemesraan ternyata menjawab setiap tantangan. AMGPM harus maju, harus peka,harus bekerja,Harus berdampak, dan harus berdaya saing.
Belajarlah sampai lulus bekerjalah sampai tuntas dan Berdoalah sampai amin. Sebab kader bukan helder tapi cendel yang membingkai.Jagalah dan rawatlah dengan indah supaya topi dan tas koli, madu dan anggur merah, tetap terkenang. Moment MPP 35 tak akan dilupakan…
Sebab ada Cinta disini.
Jadilah Garam dan terang yang tetap barasa dan tetap manyala.
Di atas tanah Yotowawa Raidaisuli
Lebelau jadi satu tanda berarti bahwa
Tuhan sungguh baik.