JURNALMALUKU-Salah satu pemilik Pangkalan Minyak Tanah di Pulau Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Alex Dadiara, memastikan bahwa tidak ada kelangkaan Minyak Tanah seperti yang sempat marak beredar di media sosial sejak Akhir bulan Oktober 2025.
Alex Dadiara Menegaskan bahwa, Pemberitaan di media yang tanpa melakukan investigasi di lapangan, tapi sudah mengeluarkan statemen bahwa minyak tanah sudah langkah. Mengakibatkan sehingga hal ini membuat kegelisahan di tengah Masyarakat untuk berebut minyak tanah untuk ketersediaan atau stok di Rumah.

“Kami menduga ada oknum-oknum yang sengaja memainkan isu kelangkaan Minyak Tanah untuk mempengaruhi Masyarakat, agar menyerbu setiap pangkalan dengan mengabaikan Zonasi,”ungkapnya saat di hubungi Wartawan Via Whatsapp. Rabu, (29/10/2025).
Ia juga menjelaskan bahwa, Terjadi antrian itu biasa, Dikarenakan jumlah pembeli yang banyak, sementara teknis penjualan tidak berimbang. Oleh karena itu lumrah terjadi Antrian, tetapi tidak berarti terjadi kelangkaan.
“Semua pangkalan telah bersepakat untuk waktu penjualan minyak tanah itu dimulai jam 8 pagi hingga jam 12 siang, Jadi akhirnya masyarakat berebut untuk mendapatkan minyak tanah lebih awal,”jelasnya.
Dadiara menepis isu yang beredar di tengah masyarakat, bawa kapal pengangkut minyak tanah bulan November sudah tidak datang lagi ke Kisar. “Informasi seperti begini yang turut memberikan kegelisahan bagi Masyarakat, Bahkan Pangkalanpun bingung isu ini datang dari mana? Sementara hal ini sudah ramai di media masa, sedangkan tidak ada satupun wartawan yg mengkonfirmasi isu isu tersebut kepada pangkalan,”tegasnya.
Lanjutnya, Kami tidak bermaksud menghalangi pemberitaan, namun beritanya harus berimbang ( chek and Balance) sehingga rakyat tidak dirugikan dengan informasi seperti ini karena sebagai pihak penyalur tentu kita bertanggung jawab atas semua informasi, sampai kepada teknis distribusi ke Masyarakat.
“Kami menduga kuat, bahwa sebagai akibat dari kegelisahan Masyarakat terhadap isu kelangkaan minyak tanah, sehingga mengakibatkan hari ini banyak terjadi penumpukan minyak tanah di rumah rakyat, dan itu bagi Rakyat disebut dengan istilah stok Rumah Tangga,”terangnya.
Ia juga berharap ada tindakan tegas dari aparat penegak hukum terhadap mereka-mereka yang melakukan penimbunan minyak tanah di rumah, kemudian menjual saat minyak tanah habis di pangkalan.
“Ini tidak menjadi rahasia lagi kalau ada masyarakat tertentu yang menjual minyak tanah dengan harga 15 hingga 25 ribu per botol plastik ukuran botol Aqua besar, Bahkan tempat penjualan-penjualan ini terjadi dalam pasar Yotowawa. Inilah Ruang yang sengaja di berikan kepada setiap orang agar berhak melakukan penimbunan dan kemudian menjual tanpa ijin penjualan resmi,”tegasnya.
Mengakhiri keteranganya,”Kami juga memastikan menjelang Natal dan Tahun Baru, stok minyak tanah di Pulau Kisar Aman tanpa kendala,”pungkasnya. (JM-AL).

