JURNALMALUKU – Satu hari menjelang perayaan Paskah, suasana di Jemaat GPM Ebenhaezer Saumlaki terasa hangat, khusyuk, dan penuh semangat kebersamaan.
Panitia Hari Besar Gerejawi (PHBG) bersama warga jemaat yang dipercayakan oleh Sektor 2 mencakup Unit Petra dan Unit Bahtera menggelar latihan terakhir Jalan Salib, lalu menutupnya dengan pergumulan doa bersama.
Momentum ini bukan hanya soal persiapan teknis menjelang ibadah besar, tapi juga tentang menyatukan hati, menata iman, dan memperkuat rasa persaudaraan dalam pelayanan.
Ketua Panitia PHBG, Otis Laiyan, menyampaikan rasa syukurnya atas semangat gotong royong dan tekad seluruh warga sektor yang terlibat.
“Dari awal kami tahu bahwa ini bukan pekerjaan mudah. Tapi dengan semangat orang basudara yang begitu kuat, semua jadi terasa ringan. Latihan Jalan Salib bukan sekadar prosesi, tapi jadi ruang bersama untuk mengalami makna penderitaan dan pengharapan yang sejati,” tutur Laiyan.
Dirinya juga menambahkan, bahwa kebersamaan yang terbangun bukan hanya lahir dari pembagian tugas, tetapi dari kerelaan hati setiap orang untuk hadir, memberi waktu, dan mendukung satu sama lain demi kemuliaan nama Tuhan.
“Yang kami lakukan bukan hanya untuk acara, tapi untuk menghadirkan kasih Kristus di tengah jemaat. Itulah Paskah sejati-kebangkitan semangat untuk melayani dengan kasih dan rendah hati,” ujarnya.
Pergumulan doa yang dilangsungkan setelah latihan menjadi puncak kebersamaan hari itu. Di ruang sederhana namun penuh sukacita, panitia dan jemaat saling menggenggam dalam doa, menyerahkan seluruh rencana dan kerja keras kepada penyelenggaraan Tuhan.
Bagi Sektor 2, yang tahun ini dipercayakan sebagai penanggung jawab utama, persiapan Paskah bukan sekadar tugas, tapi kehormatan. Mulai dari pengaturan liturgi, pembagian peran Jalan Salib, hingga logistik, semua digarap dengan kesungguhan.
“Ini bukan soal besar kecilnya perayaan, tapi bagaimana setiap elemen menggambarkan kasih dan pengorbanan Kristus. Kami ingin semua yang hadir besok bisa merasakan makna itu-bukan hanya lewat ibadah, tapi juga melalui suasana dan pelayanan kami,” ujar salah satu anggota panitia.
Dengan mata yang berbinar dan senyum tulus, warga jemaat meninggalkan tempat latihan sore itu-penuh harapan, penuh iman, dan dengan hati yang siap menyambut fajar Paskah.
Paskah di Jemaat Ebenhaezer Saumlaki tahun ini bukan hanya tentang kebangkitan Kristus, tetapi juga tentang kebangkitan semangat melayani bersama sebagai tubuh Kristus yang hidup.(JM.ES).