JURNALMALUKU-Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Maluku meminta semua pihak mewaspadai provokasi yang dilakukan orang-orang yang tidak bertanggungjawab melalui Media Sosial (Medsos).
Ketua SMSI Maluku, Paulus Joris, Kamis (27/1/2022) di Ambon menjelaskan, masyarakat harus punya kepekaan yang mendalam dalam menyaring setiap informasi, baik berupa berita, gambar, video yang disebarkan melalui medsos khususnya terkait konflil Ori-Kariuw di Pulau Haruku-Maluku Tengah.
Dijelaskannya, dengan kemajuan ilmu serta teknologi yang pesat saat ini, media sosial menjadi salah satu penyebar informasi yang paling cepat. Dan karena kecepatannya, kadang informasi itu tidak akurat.
Dengan kecanggihan teknologi, bisa saja suatu gambar tertentu, atau video dari suatu kejadian yang sudah terjadi puluhan tahun, bahkan di belahan bumi lain, dilokasi lain, bisa diedit seolah-oleh itu peristiwa yang baru saja terjadi. ‘’Ini yang harus kita waspadai bersama. Dan ini bisa langsung memancing emosi secara langsung,’’ terang Joris.
Menurutnya, jika kita menerima informasi itu apa adanya, dan langsung di share melalui media sosial kita, apakah itu facebook, twitter, IG dan lainnya, maka dampaknya akan sangat besar bagi suatu kondisi.
Tagal itu dia meminta semua pihak, apakah itu anak remaja, pemuda, orang tua, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, untuk seleksi dengan benar, informasi dalam bentuk gambar atau video dan berita yang diterima.
‘’Kecenderungan kita saat ini, ketika menerima sesuatu informasi, kita ingin menjadi yang orang pertama yang menyebarluaskannya. Ini yang bahaya. Sebab tanpa kita klarifikasi, kita langsung sudah menyebarkan. Kita bisa berhadapan dengan hukum, dengan dalil turut serta,’’ tandasnya.
Saat ini, lanjutnya, kecenderungan masyarakat kita, adalah tertarik dengan sesuatu yang sifatnya negative, sehingga jika ada informasi yang didapat, maka tanpa banyak pertimbangan, langsung menyebarkannya. ‘’Nanti ketika ada masalah, baru menyesal,’’ katanya.
Terkait konflik di Pulau Haruku, SMSI meminta semua pihak menahan diri, khususnya dalam menyebar konten atau informasi berupa berita, gambar dan video yang belum bisa dipercayai kebenarannya.
‘’Kita wajib memberikan kesejukan bagi semua pihak. Kami sadar, itu tidak mudah bagi mereka yang menjadi korban langsung. Namun, sebagai sesama manusia, insting kemanusian kita haruslah empati dengan kondisi ini, sebab tidak ada satupun kita yang menghendaki kejadian seperti ini,’’ tambahnya.
Kepada aparat keamanan, SMSI Maluku juga meminta agar dapat menangani persoalan ini secara transparan, dan siapa saja yang terlibat, harus segera di proses hukum. Juga bagi mereka yang suka menyebar berita bohong, harus ditindak tegas.
‘”Dalam situasi seperti ini, kepastian hukum sangat dibutuhkan masyarakat. Harus ada penegakan hukum bagi mereka yang terlibat. Siapa saja mereka, agar tidak terjadi lagi di kemudian hari,’’ sergahnya.
Polisi dan pemerintah daerah, juga diminta menemukan akar persoalan yang sebenarnya dari konflik ini, sehingga penyelesaian masalah juga paripurna. ‘’Akarnya harus kita cari. Akar masalahnya harus dicabut, sehingga tidak terus tertanam dan menjadi alas an untuk kejadian-kejadian selanjutnya,’’ ungkap Joris.
Kepada media di Ambon-Maluku, baik media cetak, online, radio, TV, SMSI juga mengharapkan peran bersama kita dalam menyejukan suasana dengan tetap menampilkan fakta dengan narasi yang sejuk dan berimbang.(*)