JURNALMALUKU-Bupati Maluku Barat Daya (MBD) Benyamin Noach, menghadiri sekaligus meresmikan gudang Non Sistem Resi Gudang (SRG) Mankwe Duutne, di Ibu Kota Kabupaten Tiakur, Kecamatan Pulau Moa, MBD.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) dan UMKM MBD Jeck Untajana menerangkan, pembangunan gudang Non SRG Mankwe Duutne bertujuan sebagai tempat penampungan beberapa komoditi unggulan daerah. Dari kecamatan yang dikoneksikan dengan jalur tol laut sebelum dipasarkan.
“Gudang Non SRG Mankwe Duutne, tentu dapat mengatasi masalah ketersiadaan stock. Baik itu barang kebutuhan penting lainnya, sekaligus mencegah terjadinya disparitas harga,”ungkap Untajana di tiakur, Jumat (25/2/2022).
Untajana melanjutkan, menelan anggaran Rp 4,6 miliar lebih gudang Non SRG Mankwe Duutne telah dibangun sejak Oktober 2021 lalu, melalui dana tugas pembantuan APBN. Adapun fasilitas yang dibangun melalui dna tersebut, yakni gudang dan kantor pengelola serta pagar.
“Pemerintah daerah juga memiliki tanggung jawab untuk menyempurnakan fasilitas gudang Non SRG. Diantaranya penataan halaman, pos jaga dan peralatan serta perlengkapan gudang. SesuaI dengan amanat dari juknis penggunaan dana tugas pembantuan bidang sarana dan prasarana perdagangan tahun 2021,”terangnya.
Disaat yang sama Bupati MBD Benyamin Noach mengatakan, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat berharap, fasilitas pergudangan tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di MBD.
“Saat ini pengusaha yang berada di MBD memiliki gudangnya masing-masing. Tapi sekarang diharapkan seluruhnya dapat memanfaatkan gudang NON SRG sebagai tempat transit,”terang Noach.
Noach menerangkan, dengan sistem terpusat pada gudang Non SRG ini, sebutnya, seluruh hasil bumi maupun lautan di pulau-pulau dapat diawasi dengan baik. Bahkan Pemda ke depan juga akan membuka akses jalan pada beberapa pulau, agar produksi tia-tiap daerah dapat tersalurkan Tiakur dan menjadi lebih berharga.
“Dengan semua ini diharapkan kita bisa bertumbuh, hasil-hasil produksi kita di Luwang,Romang, Damer dan Wetar dapat terkumpul di sini. Sehingga tol laut yang selama ini hanya satu arah dan memuat sembilan bahan pokok juga barang konstruksi dari surabaya ke MBD tanpa ada arus balik, kita upayakan agar tol kedepan bisa ada arus balik dan menjadi sumber pendapatan baru bagi daerah,”harap Noach
Diakuinya, pemda MBD sejauh ini tidak menerima hasil pendapatan pajak dari produksi unggulan di kecamatan. Oleh karena banyak pedagang yang melakukan pembelian langsung ke masyarakat. Dan hal ini juga perlu mendapat perhatian pemerintah desa dan tokoh masyarakat.
“Hal inilah yang mengakibatkan PAD kita masih sangat rendah. Salah satu sumber PAD terbesar di MBD hanyalah galian C, itupun belum tercover seluruhnya,”katanya.
Sementara, akuinya, untuk pembangunan fasilitas pendukung pada gudang Non SRG, tambah Noach, pemda bisa saja membangun dari APBD. Namun pemerintah saat ini masih kesulitan, karena diperhadapkan dengan pandemi Covid-19.
“Karena itu, pemda harus mencari sumber pendanaan lain seperti dana CSR dari perusahaan yang ingin berinvestasi di MBD. Pemda akan tetap berkoordinasi, bekerjasama dengan para pengusaha. Agar pengusaha juga merasa nyaman dan mendapat untung,”ulasnya.
Dirinya menegaskan, tapi pemerintah juga mendapatkan penambahan pendapatan, rakyat dapat harga yang murah. Idealnya seperti itu. Semua ini kita lakukan tujuan adalah semata-mata untuk kesejahteraan rakyat.
Saya saat ini sementara berupaya agar perusahaan dapat membantu lewat CSR, untuk pembangunan di MBD,untuk sementara waktu, Gudang Non SRG akan dikelola oleh Disperindagkop dan UMKM MBD. Dan regulasinya akan diatur. Kedepan kita akan upayakan untuk menjadikan gudang tersebut sebagai UPT, agar dapat dikelola secara mandiri,” tutup Noach.(JM)