JURNALMALUKU-Pemilu 2024 sudah usai dan akan memasuki masa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tak terkecuali dengan Maluku yang akan menentukan Gubernur periode 2024-2029, ada beberapa nama yang sementara mencuat ke permukaan publik selain Gubernur aktif Murad Ismail, ada juga kuda hitam dari istana negara Febry Calvin Tetelepta atau yang kerap disapa FCT.
Perang isu semakin panas di media sosial maupun di rumah-rumah kopi, bagi para aktifis dan politisi penikmat kopi, serangan yang dilakukan dari para pendukung masing-masing kandidat bakal calon Gubernur dimainkan dengan segala macam akrobatiknya.
Hal ini ditanggapi serius dari Almindes Falantino Syauta yang merupakan salah seorang yang dekat dengan Febry Calvin Tetelepta, di Ambon, Rabu (20/3/2024). Dirinya menyoroti pola yang dimainkan oleh oknum yang selalu menjadi buzzer Jefry Rahawarin di medsos yakni Ali Rumauw.
Dimana pada postingan tersebut menyertakan foto dengan caption “kalau orangnya FCT bang Ernes sudah ketemu jenderal Jar maka ini tanda-tanda bae untuk kepentingan maluku ke depan. “Bikin bae bangun Maluku” disertakan foto Jefry Rahawarin dengan orang yang dimaksud.
Almindes pun memberikan pernyataan tegas kepada awak media bahwasanya, sampai dengan detik ini tidak ada perlakuan istimewa Febry Calvin Tetelepta kepada siapapun untuk melakukan komunikasi politik terkait dengan kepentingan pemilihan Gubernur Maluku,
“Dikarenakan sampai dengan saat ini beliau lagi sibuk menjalankan tugas kenegaraan di houston, texas amerika serikat,”ungkap Syauta.
Dirinya menegaskan, apabila ada yang membangun komunikasi politik serta membawa-bawa nama FCT, entah demi kepentingan individu ataupun kelompok tertentu tidak perlu untuk dipercaya.
“Tidak ada kalimat orang dekat FCT karna sosok Febry Calvini Tetelepta itu, tidak tebang pilih dalam membangun relasi dengan semua orang disampingnya dianggap sama,”terangnya.
Syauta bilang, sepandang mata memandang FCT belum memiliki tim resmi menyangkut dengan kontestasi dimaksud, politik ini kan dinamis serta tidak absolut dalam menentukan sikap juga kebijakan.
“Mungkin hari ini dekat dengan FCT, namun karena kepentingan yang dibawa tidak jalan maka bisa saja berbalik arah ke orang lain demi memuluskan niar serta kepentingan oknum, jadi seyogyanya tidak perlu membangun opini sesat ke publik,”tutup Sekertaris KNPI Provinsi Maluku tersebut.(JM.ES).